Bencana banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera ternyata meninggalkan kerusakan yang sangat parah di sektor pendidikan. Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, tak kurang dari 3.274 sekolah harus menanggung dampaknya.
Angka itu didapat dari hasil rapat koordinasi dengan dinas pendidikan setempat hingga Minggu sore kemarin. “Total yang terdampak 3.274,” ungkap Mu'ti saat menyampaikan laporan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (15/12).
Rinciannya cukup memilukan. Ribuan satuan pendidikan, dari yang paling dasar hingga menengah, ikut porak-poranda. Ada 767 PAUD, 1.343 SD, dan 621 SMP yang rusak. Lalu 268 SMA, 136 SMK, ditambah puluhan PKBM, Sekolah Luar Biasa, serta lembaga kursus.
Namun begitu, tingkat kerusakan masing-masing bangunan belum bisa dipastikan. “Kami belum mampu memetakan tingkat kerusakannya karena masih dalam progress dan masih dalam pendataan,” ucapnya.
Data sementara yang berhasil dihimpun sudah cukup menggambarkan besarnya kerusakan. Sekitar 6.431 kelas tidak bisa digunakan. Belum lagi fasilitas pendukung seperti laboratorium, perpustakaan, dan UKS yang jumlahnya mencapai 3.489 unit semuanya dalam kondisi rusak.
Dampaknya tentu langsung dirasakan oleh siswa dan guru. Mu'ti menyebut, sekitar 276.249 siswa dan 25.936 guru dari ketiga provinsi itu terdampak bencana. Mereka kini menghadapi ketidakpastian.
Artikel Terkait
Di Balik Duka Sumatera, Solidaritas Ternyata Menyembuhkan Jiwa Penolong
Bandara Sam Ratulangi Siap Hadapi Gelombang Mudik Nataru
Gus Yaqut Kembali Diperiksa KPK, Jejak Uang Kuota Haji Diperdalam
Kecelakaan Beruntun di Banjir Kanal Timur, Satu Tewas dan Sopir Bus Kabur