“Di awal-awal, karena memang sangat dibutuhkan untuk komunikasi, kami membagikan 85 unit Starlink. Kemudian kami siapkan 21 unit dapur lapangan untuk membantu masyarakat yang ada di pengungsian,” paparnya lebih lanjut.
Tak cuma itu. Untuk evakuasi dan mobilitas, disiapkan 80 perahu karet, mobil toilet portabel, serta cold storage dan 120 kantong jenazah. Ada juga kendaraan roda dua dan empat, plus sling untuk penyeberangan. Bahkan, rencana penyediaan tangki air bersih yang awalnya 400 unit akan ditingkatkan hingga 1.000 unit.
Di sisi layanan kesehatan, angka yang tercatat cukup signifikan. Hingga saat ini, sudah 24.439 korban yang dilayani. Proses identifikasi korban juga berjalan, dengan pemeriksaan DVI terhadap 1.015 jenazah.
Laporan Sigit ini menggambarkan skala operasi yang luas. Bencana memang menghancurkan, tapi respons yang diberikan terlihat mencoba menjangkau banyak aspek, dari kebutuhan paling dasar seperti beras dan air, hingga dukungan teknis seperti internet dan energi.
Artikel Terkait
Kebakaran Hebat di Korsel Picu Polemik: Bencana Nasional atau Tindakan Lembek?
Lima Nelayan Bertaruh Nyawa Tiga Jam di Tengah Amukan Ombak Bali
Ahli Geologi Ingatkan: Hunian Korban Bencana di Sumatra Tak Boleh Dibangun di Atas Memori Bencana
Tito Pastikan Bantuan Rp 268 Miliar untuk Korban Bencana Tepat Sasaran