Dugaan Korupsi Proyek Whoosh: MAKI Kritik KPK yang Dinilai Ngawur dan Cari Enaknya Sendiri
Kasus dugaan korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh masih menjadi sorotan publik. Desakan untuk segera diusut kini ditujukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dinilai lamban dalam menindaklanjuti temuan ini.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, secara tegas menyatakan bahwa KPK bertindak ngawur dan mempertanyakan fungsi lembaga antirasuah tersebut. Menurutnya, KPK seharusnya tidak hanya duduk menunggu laporan resmi.
Dugaan Mark-Up dan Penyimpangan Proyek Whoosh
Boyamin mengungkapkan kemungkinan kuat adanya mark-up atau penggelembungan anggaran dalam proyek Whoosh. Hal ini terlihat dari peralihan pelaksana proyek dari Jepang ke China, yang justru membuat biaya membengkak.
“Ujungnya lebih mahal dari volume nilai proyeknya, pinjamannya juga lebih mahal dari Jepang. Kenapa diambil? Saat pengambilan keputusan bekerja sama dengan perusahaan China, bisa saja terjadi penyimpangan,” katanya.
Selain dugaan mark-up, Boyamin juga menyoroti kemungkinan penyimpangan dalam spesifikasi material proyek, seperti penggunaan timbunan di sepanjang jalur rel yang diduga tidak memenuhi standar.
Artikel Terkait
Mahfud Buka Suara Soal Mark Up Whoosh: KPK Diam Saat Banyak Laporan, Kok Sekarang Malah Disuruh Lapor?
Eks Kapolres Ngada Divonis 19 Tahun! Korbannya 3 Anak di Bawah Umur
KPK Buru Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, Terungkap Modus Korupsi yang Mengejutkan!
KPK Bongkar Fakta Mengejutkan: Pencabutan IUP Nikel Raja Ampat Cuma Wacana, Dokumennya Tak Pernah Ada!