Uniknya, Brittany bercerita bahwa dia harus berimprovisasi dengan pakaian dari lobi hotel karena kehilangan semua barang bawaannya sebelum upacara berlangsung. Detail ini menambah warna dramatis dari kisah pernikahan mereka.
Tragedi Keguguran dan Kehilangan
Masalah mulai muncul ketika Brittany mengalami keguguran. Setelah peristiwa tersebut, sang Sultan dikabarkan menghilang tanpa penjelasan dan tanpa proses perceraian yang jelas. Hal ini membuat Brittany berada dalam kebingungan mengenai status hukum pernikahan mereka.
Sebagai mualaf yang baru memeluk Islam, Brittany menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan segala sesuatu sesuai hukum agama. "Dalam Islam, saya tidak bisa begitu saja melanjutkan hidup tanpa talak atau fasakh yang tepat," ungkapnya.
Proses Penyembuhan dan Pencarian Keadilan
Setelah lama memilih diam, Brittany akhirnya memutuskan untuk berbicara demi "kebenaran dan penyembuhan". Dia menegaskan bahwa pengakuannya ini bukan sekadar kisah patah hati biasa, melainkan upaya membebaskan diri dan menuntut akuntabilitas dari seseorang yang memiliki kekuasaan.
Kisah ini telah menjadi perbincangan hangat di media sosial internasional, terutama menyangkut figur kerajaan yang sangat berpengaruh di Asia Tenggara. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Sultan Muhammad V mengenai pengakuan Brittany Porter tersebut.
Artikel Terkait
Wanda Hamidah Kritik Makna Hari Pahlawan: Terasa Hampa dan Kehilangan Makna
Kisah Haru Musdalifah Basri Akhirnya Tebus Sertifikat Rumah Orang Tua Setelah 17 Tahun
Dusta Di Balik Cinta Eps 70: Kirana Jatuh dan Dilarikan ke IGD, Nyawa Janin Terancam
Raffi Ahmad Dituduh Punya Utang Rp250 Juta Sejak 2013, Ini Kata Nagita Slavina