High-Functioning Burnout: 5+ Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi yang Efektif

- Kamis, 13 November 2025 | 11:00 WIB
High-Functioning Burnout: 5+ Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi yang Efektif

Mengenal High-Functioning Burnout: Ketika Tampak Sukses Tapi Hampa di Dalam

Secara eksternal, segalanya tampak sempurna. Anda adalah pribadi yang konsisten, memenuhi target pekerjaan, dan dipandang sebagai sosok yang tangguh serta inspiratif. Namun, di balik topeng kesuksesan itu, seringkali muncul perasaan hampa dan kekosongan. Begitu segala aktivitas berhenti, rasa gelisah yang aneh pun muncul, seolah-olah Anda tidak diizinkan untuk berhenti sejenak.

Jika gambaran ini terasa akrab, kemungkinan yang Anda alami bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan kondisi yang dikenal sebagai high-functioning burnout. Fenomena ini semakin banyak dikenali, terutama di kalangan profesional yang tetap berkinerja baik meski sebenarnya mengalami kelelahan mental dan emosional yang mendalam.

Mengidentifikasi Ciri-Ciri High-Functioning Burnout

Karakteristik utama dari high-functioning burnout adalah adanya kesenjangan antara produktivitas eksternal dan kehampaan internal. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

  • Selalu merasa terdorong untuk 'melakukan sesuatu', bahkan di saat waktu luang.
  • Muncul perasaan bersalah ketika memutuskan untuk beristirahat.
  • Kesulitan untuk merasakan kebahagiaan dari hal-hal yang sebelumnya disukai.
  • Terlalu fokus menolong orang lain hingga mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
  • Mengalami masalah tidur, kelelahan kronis, atau keluhan fisik tanpa penyebab yang jelas.

Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini dapat memicu konsekuensi serius bagi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan hormon, hingga gangguan autoimun. Dari sisi psikologis, stres yang terus-menerus dipendam berisiko berkembang menjadi gangguan kecemasan atau depresi yang lebih kompleks.

Akar Permasalahan dan Penyebab Utama

High-functioning burnout umumnya muncul dari perpaduan faktor emosional, sosial, dan budaya. Beberapa pemicu utamanya meliputi:


Halaman:

Komentar