Sementara itu, di dalam negeri, Bobibos tetap bergerak. Mereka menjalankan proyek percontohan berbasis komunitas dan relawan. Produksinya terbatas, hanya untuk konsumsi internal sebagai pembuktian teknologi. Belum ada distribusi komersial.
Mulyadi juga meluruskan kesalahpahaman yang menyamakan Bobibos dengan konsep blue energy. Seluruh proses teknologi mereka, klaimnya, bisa diuji secara ilmiah. "Tidak mempertaruhkan reputasi pribadi maupun simbol negara," imbuhnya, merujuk pada posisinya sebagai pejabat dan pengurus partai politik.
Visi mereka sederhana namun ambisius.
"Pada dasarnya, kami ingin membantu masyarakat, membantu negara, dan menjaga lingkungan. Transisi energi adalah keniscayaan. Indonesia memiliki potensi besar melalui energi nabati," kata dia.
Di sisi lain, Mulyadi menegaskan Bobibos akan tetap patuh pada aturan yang ada. Pemerintah Indonesia saat ini baru menetapkan sawit, aren, dan tebu sebagai sumber bioenergi. Mereka akan menunggu regulasi yang membuka peluang pemanfaatan jerami. Sambil menunggu, langkah mereka di Timor Leste akan terus berjalan.
Artikel Terkait
Arus Mudik Natal 2025 Tembus 1,56 Juta Kendaraan, Jalur Trans Jawa Paling Ramai
Enam Jembatan Bailey di Aceh Rampung, Akses Darat Mulai Terbuka
Monas Ramai Dikunjungi Keluarga, Tiket Puncak Ludes Terjual Setiap Hari
TNI-Polri Berjibaku Bangun Huntara untuk Korban Bencana Sumbar