WINA - Amerika Serikat dinilai tidak lagi dapat bertindak sebagai mediator dalam konflik Timur Tengah. Posisi Washington dianggap bias karena catatan sejarahnya yang selalu berpihak kepada Israel.
Duta Besar Palestina untuk Austria dan Pengamat Tetap untuk PBB di Wina, Salah Abdel Shafi, menyatakan bahwa Palestina tidak pernah menganggap Amerika Serikat sebagai mediator yang netral. "Dari perspektif kami, Amerika bukanlah mediator. Secara tradisi dan sejarah, mereka selalu berpihak kepada Israel," tegas Abdel Shafi.
Meski demikian, diplomat Palestina itu mengakui bahwa Amerika Serikat tetap menjadi satu-satunya negara yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan Israel.
Kritik terhadap peran Amerika Serikat ini bukan hal baru. Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyampaikan pandangan serupa sejak tahun 2017. Saat itu, pemerintahan Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi. Keputusan kontroversial ini menuai kecaman internasional karena dianggap melanggar hukum internasional.
Artikel Terkait
Trump Klaim Serangan Nuklir Ubah Total Posisi Iran di Timur Tengah, Benarkah?
Tragedi Bacokan Purwakarta: Kronologi & Dampak 13 Korban Diduga ODGJ
Tarif LRT Jakarta Velodrome-Manggarai: Penjelasan Resmi Gubernur Soal Rp 160 Ribu
Operasi Zebra 2025 Fokus pada Keselamatan Pejalan Kaki, Ini Kata Korlantas