Pierre Friedlingstein, seorang ahli iklim terkemuka dari Universitas Exeter yang memimpin studi ini, memberikan pernyataan tegas. "Dengan emisi CO2 yang terus menunjukkan peningkatan, peluang untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius sudah tidak lagi masuk akal," ujarnya.
Ia melanjutkan dengan penjelasan yang lebih detail, "Sisa anggaran karbon yang tersisa untuk peluang mencapai target 1,5 derajat Celcius, yaitu sekitar 170 miliar ton karbon dioksida, akan habis terkuras seluruhnya sebelum tahun 2030 jika tingkat emisi seperti sekarang ini terus berlanjut."
Kemajuan Pengurangan Emisi Dinilai Masih Terlalu Rapuh
Di tengah situasi yang suram ini, memang terdapat secercah harapan. Corinne Le Quere, ahli iklim dari Universitas East Anglia, mencatat bahwa upaya untuk mengatasi perubahan iklim telah menunjukkan perkembangan. Sebanyak 35 negara tercatat berhasil menurunkan tingkat emisi mereka sambil tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Namun, ia menekankan bahwa kemajuan ini masih bersifat terlalu rapuh dan belum cukup signifikan. "Kemajuan yang ada saat ini masih belum mampu mendorong terjadinya penurunan emisi global yang berkelanjutan dan drastis, yang sangat dibutuhkan untuk sungguh-sungguh mengatasi krisis perubahan iklim," pungkas Le Quere.
Artikel Terkait
Raja Yordania Abdullah II Temui Danantara, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Investasi
10.7 Juta Kasus TBC Global 2024: Indonesia Peringkat 2, Kenali Faktor Risikonya
Zarof Ricar Divonis 18 Tahun Penjara: Kasasi Ditolak MA, Kejagung Siap Eksekusi
Tugu Insurance (TUGU) Catat Premi Rp7,24 Triliun di Kuartal III 2025, Tumbuh 6%