JEJAK Kontroversi Ahmad Sahroni: 4 Blunder Fatal Yang Membuatnya Didepak Surya Paloh!

- Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:30 WIB
JEJAK Kontroversi Ahmad Sahroni: 4 Blunder Fatal Yang Membuatnya Didepak Surya Paloh!




MURIANETWORK.COM - Nama Ahmad Sahroni, sang "Crazy Rich Priok" yang dikenal ceplas-ceplos dan flamboyan, harus berakhir tragis di panggung politik Partai NasDem.


Keputusan Ketua Umum Surya Paloh untuk menonaktifkannya dari kursi DPR RI menjadi puncak dari serangkaian drama dan kontroversi yang diciptakannya sendiri.


Bagi publik, pemecatan ini mungkin terlihat tiba-tiba.


Namun, jika kita menengok ke belakang, ini adalah akumulasi dari berbagai "blunder fatal" yang membuat citranya menjadi liabilitas bagi partai.


Inilah 4 jejak kontroversi yang menamatkan karier politik Ahmad Sahroni di bawah bendera NasDem.


1. Mulut Tajam Dimulai: Sebutan 'Tolol' yang Mengguncang Koalisi


Semua berawal dari lidah yang tak bertulang. Di tengah panasnya Pilpres 2024, Sahroni yang partainya mengusung Anies Baswedan, justru melontarkan pernyataan mengejutkan.


Ia menyebut masyarakat yang menyampaikan aspirasi bubarkan DPR merupakan orang 'tolol'.


Pernyataan ini bukan hanya serangan personal, tapi juga sebuah anomali politik yang fatal.


Dia pun kemudian menjadi bulan-bulanan netizen dan pengamat politik, jika lontaran kalimat tersebut tidak seharusnya disampaikan.


2. Ditantang & Dikuliti: Undangan Debat yang Membuatnya Mati Kutu


Setelah pernyataan kontroversialnya, komedian sekaligus intelektual publik, mahasiswi UGMSalsa Erwina secara terbuka menantang Ahmad Sahroni untuk berdebat.


Dia ingin "menguji" kapasitas dan pemahaman Sahroni sebagai seorang wakil rakyat, terutama mengenai efektivitas tunjangan DPR.


Undangan debat ini menjadi sorotan nasional.


Sikap Sahroni dalam merespons tantangan ini menjadi pertaruhan citranya.


Ia terlihat beberapa kali mengelak dan memberikan jawaban yang dianggap tidak substansial.


Bagi publik, ini adalah bukti bahwa keberanian Sahroni hanya ada di media sosial, bukan di panggung adu gagasan.


Ia kehilangan muka dan semakin dipandang sebagai politisi yang hanya besar di sensasi, bukan isi.


3. Benteng Pertahanan Runtuh: 'Rumah' Gengsinya 'Dijarah' Netizen


"Rumah dijarah" di sini bukanlah makna sebenarnya. Ini adalah metafora untuk apa yang terjadi pada citra dan gengsi yang selama ini ia bangun.


Setelah dua blunder sebelumnya, setiap gerak-gerik Sahroni di media sosial menjadi sasaran empuk "penjarahan" oleh netizen.


Apa pun yang ia unggah—mulai dari pamer kemewahan hingga pernyataan politik—selalu disambut dengan hujatan, sindiran, dan cemoohan.


"Benteng pertahanan" citranya runtuh total. Ia tidak lagi dilihat sebagai figur inspiratif "dari Priok jadi sultan", melainkan sebagai politisi arogan yang kehilangan sentuhan dengan realitas rakyat.


Publik tak lagi segan "menjarah" kolom komentarnya dengan kritik paling pedas.


4. Vonis Final: Paloh Turun Tangan, Karier Tamat Seketika


Akumulasi dari semua kontroversi ini akhirnya sampai ke meja Ketua Umum, Surya Paloh. 


Paloh, yang dikenal tidak suka dengan kader yang gemar membuat gaduh dan merusak citra partai, akhirnya mengambil langkah paling drastis.


Pernyataan resmi partai yang menyebut Sahroni telah "mencederai perasaan rakyat" adalah vonis terakhir. Ini adalah bukti bahwa kesabaran Paloh telah habis.


Pemecatan ini menjadi puncak dari segala blunder yang telah ia lakukan, sebuah pelajaran pahit bahwa di dunia politik, loyalitas pada partai dan empati pada rakyat adalah segalanya.


Karier yang ia bangun dengan citra kemewahan dan keberanian, harus tamat karena mulutnya sendiri.


Bagaimana menurut kalian, apakah keputusan Surya Paloh untuk menonaktifkan Ahmad Sahroni ini sudah tepat?


Sumber: Suara

Komentar