“Kalau dapat kesempatan menjabat, ya jangan cuma mikirin duduknya. Duduk di kursi itu memang enak. Tapi yang utama kan mengemban tugas,” tutur Suharyo.
Ia kemudian menjelaskan perbedaan yang sering kali kabur. Ada batas tipis antara ‘menduduki’ jabatan dan ‘memangku’ jabatan. Yang pertama cenderung egois, memanfaatkan posisi untuk kepentingan diri sendiri. Sementara yang kedua adalah sebuah tindakan pelayanan, memikul tanggung jawab untuk kepentingan orang banyak.
“Begini bedanya,” pungkasnya, merangkum poin pentingnya.
“Waktu saya menduduki jabatan, saya pakai jabatan itu buat kepentingan saya sendiri. Nah, kalau saya memangku jabatan, jabatan itu saya pangku buat kebaikan bersama.”
Peringatannya jelas: seorang pejabat adalah wakil rakyat. Kepercayaan yang diberikan rakyat itu jangan sampai dikhianati dengan tindakan korupsi yang ujung-ujungnya merugikan negara dan masyarakat yang mereka layani. Pesan Natal kali ini terasa relevan, menyentuh persoalan aktual di tengah hingar-bingar politik tanah air.
Artikel Terkait
Pilkada Lewat DPRD: Dalih Penghematan atau Akal-Akal Elite?
Pengakuan Yusril: Mundur Demi Gus Dur, Rekonsiliasi Diam-Diam di Balik Pemilu Presiden 1999
Adik Prabowo Bantah Isu Lahan Sawit, Sebut Fitnah dari Pelaku Perusak Lingkungan
Kader PDIP Ditegur Keras Usai OTT KPK: Jangan Mencla-Mencle!