Bentrok Pendukung HRS dengan Walisongo, GP Ansor: Kita Harus Memperkuat Ukhuwah bukan Memperlebar Perpecahan

- Jumat, 25 Juli 2025 | 07:45 WIB
Bentrok Pendukung HRS dengan Walisongo, GP Ansor: Kita Harus Memperkuat Ukhuwah bukan Memperlebar Perpecahan


MURIANETWORK.COM
- Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyesalkan peristiwa kekerasan yang terjadi saat acara peringatan bulan Muharam di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Rabu (22/7/2025) malam.

GP Ansor menegaskan penggunaan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditolerir.

“Kami mengutuk keras setiap bentuk kekerasan dan penggunaan senjata tajam, khususnya dalam peristiwa di Pemalang,” kata dia Kepala Satkornas Banser Muhammad Syafiq Syauqi dalam pernyataan tertulis, Kamis (24/7/2025).

Dia menjelaskan, dalam iklim demokrasi, perbedaan pendapat dapat terjadi kapan saja, namun semua pihak wajib menahan diri dan menjaga suasana damai. 

Kericuhan di Pemalang melibatkan dua organisasi massa, yakni Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persatuan Islam (FPI), saat Muhammad Rizieq Shihab tiba di lokasi pengajian.

Berdasarkan informasi yang beredar, bentrokan dipicu oleh aksi massa PWI-LS yang menolak kehadiran Rizieq Shihab.

Peristiwa tersebut menyebabkan lima orang terluka, termasuk seorang anggota kepolisian, akibat serangan senjata tajam dan lemparan batu.

Saat ini, seluruh korban tengah menjalani perawatan di RS Siaga Medika Pemalang. Syauqi menegaskan siapa pun pelaku kekerasan harus diproses hukum.

“Kami mendukung penuh proses hukum yang transparan dan adil. Siapapun yang terbukti melanggar hukum harus ditindak dengan sanksi setimpal. Namun penanganannya harus tetap bijak agar tidak memperuncing konflik di akar rumput,” tegas Syauqi.

Dalam kaitan ini, Syauqi mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian dan pemerintah daerah yang segera mengamankan lokasi dan mengevakuasi korban sehingga situasi tidak semakin meluas. Langkah preventif kepolisian disebutnya penting dalam mencegah konflik horizontal berkembang ke wilayah lain.

Hingga kini, pihak kepolisian belum merilis keterangan resmi terkait jumlah korban dan identitas pelaku. Namun pengamanan di wilayah Petarukan dan sekitarnya diperketat untuk mencegah eskalasi konflik.

Melihat situasi yang belum sepenuhnya kondusif, GP Ansor mendorong agar peristiwa ini dijadikan momentum memperkuat ruang komunikasi antarorganisasi keagamaan. Syauqi menyerukan kepada para kiai, pengasuh pondok pesantren, dan tokoh masyarakat untuk mengambil peran sebagai penyejuk suasana dan mencegah provokasi lebih lanjut.

“GP Ansor siap menjadi fasilitator dialog untuk menghindari disinformasi dan kekerasan berulang. Kita harus memperkuat ukhuwah Islamiyah, bukan memperlebar jurang perpecahan,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Syauqi kembali menekankan pentingnya menjaga perdamaian serta mengedepankan semangat ukhuwah dalam menyikapi perbedaan di tengah masyarakat. Ia berharap semua elemen ormas, termasuk yang berbasis keagamaan, dapat menjadi teladan dalam menyelesaikan konflik secara damai.

Polres Pemalang, dengan dukungan Polda Jawa Tengah (Jateng), akan menyelidiki peristiwa bentrokan antara kelompok Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI).

Massa dari kedua ormas tersebut bentrok ketika Habib Rizieq Shihab diundang mengisi pengajian di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7/2025) malam.

Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo mengungkapkan, 15 orang mengalami luka-luka akibat bentrokan antara PWI-LS dan FPI di Desa Pegundan. Sebanyak empat di antara korban luka adalah polisi. "Kita akan lakukan pendataan terhadap para korban. Selanjutnya kita akan lakukan pendalaman dan penyelidikan," ujar Eko, Kamis (24/7/2025).

Menurut Eko, jamaah yang menghadiri pengajian Habib Rizieq di Desa Pegundan mencapai sekitar seribuan orang. Namun sebagian dari mereka juga berasal dari beberapa daerah di luar Pemalang. Meski saat ini situasi sudah cukup kondusif, Eko mengatakan personelnya masih melakukan patroli di sekitar Desa Pegundan.

Sementara itu Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengatakan, pihaknya akan menyokong upaya penyelidikan Polres Pemalang terkait bentrokan PWI-LS dan FPI di Desa Pegundan. "Polres menyelidiki, di-back-up Polda," ujarnya kepada awak media seusai meninjau sikon di Desa Pegundan.

"Kita akan melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti peristiwa tersebut; peristiwa ini rangkaiannya seperti apa," tambah Artanto.

Dia pun belum dapat menyimpulkan tentang penyebab bentrokan massa PWI-LS dan FPI di Desa Pegundan. "Pemicu masih kita lakukan pendalaman, karena kejadian tersebut malam hari dan lokasi tersebut di desa, dan cukup rapat perumahan," ucapnya.

Sementara terkait korban luka, Artanto telah menerima informasi jumlahnya adalah 15 orang. "Terdiri dari empat anggota Polri, sembilan anggota PWI-LS, dan dua dari FPI. Sebagian besar mereka luka di kepala terkena benturan batu dan benda tumpul," katanya. (*)

Komentar