Statistik musim ini berbicara cukup jelas. Cuma dua kemenangan balapan utama yang berhasil direngkuh Bagnaia: di Amerika Serikat dan Jepang. Hasil itu akhirnya membawa dia terdampar di posisi kelima klasemen akhir. Jauh dari harapan untuk kembali memperebutkan mahkota.
Meski diliputi kekecewaan, Ducati memilih untuk tidak berlarut-larut. Dall'Igna justru melihat musim penuh tantangan ini sebagai sekolah yang keras. Sebuah pelajaran berharga yang pahit rasanya, tapi perlu ditelan.
"Untuk memetik pelajaran berharga, saya yakin situasi seperti ini harus diserap layaknya antibodi," terangnya dengan nada optimis.
Menurutnya, pengalaman pahit ini bisa memicu tekad yang lebih besar. Bahan bakar untuk bangkit kembali.
Fokus kini telah bergeser ke MotoGP 2026. Dengan evaluasi mendalam dan persiapan yang (pasti) lebih matang, Ducati berharap Bagnaia bisa kembali menjadi ancaman serius. Mereka yakin sang pembalap bisa menemukan kembali performa terbaiknya, mengubah lembaran buruk musim ini menjadi pendorong untuk bangkit.
Artikel Terkait
Kanjuruhan Bergejolak, Aremania Murka Usai Derita Kekalahan Kandang Keenam
BWF Restui Gregoria Tunjung Rehat dari Turnamen demi Lawan Vertigo
Arsenal Gempur Aston Villa, Chelsea dan MU Cuma Gigit Jari
Dua Raksasa Tersandung di Kandang Sendiri