Kasus naturalisasi tujuh pemain Malaysia ini benar-benar membuka borok yang dalam. Ternyata, prosesnya jauh dari kata teliti. Dari dokumen yang dirilis FIFA terungkap, mereka mengaku diperintah oleh seseorang—yang tak dikenal—untuk begitu saja membubuhkan tanda tangan pada dokumen. Isinya? Pernyataan palsu bahwa mereka sudah tinggal di Malaysia selama sepuluh tahun.
Di sisi lain, dalam sidang yang digelar baru-baru ini, semua pemain mengakui satu hal yang sama: mereka tak pernah membaca dokumen permohonan yang diajukan ke Pemerintah Malaysia. Bagian tentang lama tinggal itu pun luput dari perhatian. Padahal, itu klausa krusial.
Kuasa hukum para pemohon mencoba memberi penjelasan. Dokumen itu, katanya, hanya tersedia dalam bahasa Malaysia. Dan kewarganegaraan Malaysia yang diberikan kepada para pemain itu sebenarnya tidak didasarkan pada alasan tempat tinggal. Tapi ya, dokumennya menyatakan sebaliknya.
Dari ketujuh nama, Hector Hevel mungkin yang paling terus terang. Di hadapan FIFA, ia blak-blakan mengaku tidak pernah menghabiskan sepuluh tahun di Malaysia. Meski begitu, ia menandatanganinya. Tanpa baca, hanya ikut instruksi dari orang yang tak disebut namanya.
Artikel Terkait
Kapten PSIM Galakkan Ajakan: Stadion Sultan Agung Harus Kembali Bergelora!
Duel Sengit Tiga Gim Bawa Jafar/Felisha Lolos ke Semifinal Australia Open
Hanya 80 Slot! Fun Run Kumparan Kembali Hadir di CFD Sudirman
Fajar/Shohibul Bangkit dari Ketertinggalan, Pastikan Duel All-Indonesia di Semifinal Australia