Fakta sejarah mencatat bahwa tidak satu pun dari ketiga negara adidaya ini Amerika Serikat, Rusia, dan China yang secara terbuka menguji hulu ledak nuklir sejak tahun 1990-an. Ketiganya telah menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) yang melarang semua jenis uji coba nuklir, meski perjanjian ini belum diratifikasi sepenuhnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan kesiapan negaranya untuk berdialog. Dalam pernyataannya yang dilansir media, Lavrov menyatakan, "Kami siap membahas kecurigaan yang diangkat oleh rekan-rekan Amerika kami mengenai kemungkinan bahwa kami mungkin diam-diam melakukan sesuatu secara rahasia."
Tawaran dialog ini muncul setelah Trump melontarkan tuduhannya dalam wawancara dengan CBS News. Insiden diplomasi ini turut disusul oleh pembatalan rencana pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang sedianya akan membahas perang di Ukraina, menambah kompleksitas hubungan kedua negara.
Artikel Terkait
Catatan 10 Juta Penumpang Angkutan Umum Warnai Arus Mudik Nataru 2025
Putin Klaim Dua Kota Timur Ukraina, Ultimatum untuk Kyiv Menggantung
Dosen UIM Ungkap Harapan Mediasi Usai Insiden Ludahi Kasir
Netanyahu dan Trump Segera Bertemu di Florida Bahas Nasib Gaza