Margaret juga menekankan bahwa para korban kemungkinan besar mengalami trauma psikologis pasca-ledakan dan membutuhkan pendampingan. Namun, penanganan prioritas saat ini difokuskan pada penyembuhan luka fisik terlebih dahulu.
"Karena pasti anak-anak ini mengalami trauma. Semua anak, baik yang mengalami luka atau tidak, yang mendengar dan menyaksikan kasus tadi, itu pasti membutuhkan untuk pendampingan psikologis," ujarnya.
Kejadian ledakan di SMAN 72 Jakarta terjadi dua kali saat kegiatan Salat Jumat berlangsung di masjid sekolah. Insiden ini memicu kepanikan massal di kalangan siswa.
Sebagai bentuk tanggap darurat, Polda Metro Jaya telah mendirikan posko untuk korban. Posko bantuan tersebut dapat diakses di RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan RS Yarsi.
Artikel Terkait
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Senjata yang Ditemukan Ternyata Mainan, Ini Kata Kapolri
Kerja Sama Indonesia-Inggris di COP30: Perkuat Tata Kelola Karbon & Pembangunan Rendah Karbon
Gubernur Banten Andra Soni Jemput Korban Perampokan Baduy, Tawarkan Rumah Singgah
Bahlil Lahadalia: Jasa Soeharto & Usulan Gelar Pahlawan Nasional