Palang Merah: Sejarah Kelam Terulang di Darfur
Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric, menyatakan kekhawatiran yang mendalam mengenai situasi di Sudan. Dalam wawancara dengan Reuters, Spoljaric menyebut bahwa sejarah sedang terulang di Darfur, mengacu pada kekerasan etnis yang terjadi pada medio 2000-an yang menewaskan ratusan ribu orang dan secara luas dianggap sebagai genosida.
Spoljaric menekankan bahwa setiap kali suatu wilayah direbut oleh pihak yang berbeda, kondisi justru semakin memburuk. RSF, yang kini dituding melakukan berbagai kejahatan, memiliki akar sejarah dari milisi "Janjaweed" yang dimobilisasi pemerintah Khartoum pada era konflik Darfur sebelumnya.
Peran Negara Asing dalam Konflik Sudan
Konflik Sudan semakin kompleks dengan adanya dugaan keterlibatan pihak asing. Uni Emirat Arab berulang kali dituduh memberikan dukungan kepada RSF, meskipun pemerintah Abu Dhabi secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Di sisi lain, junta militer di Khartoum juga didukung oleh negara-negara donor, termasuk Mesir.
Menanggapi hal ini, Spoljaric menyampaikan pesan khusus kepada negara-negara yang memiliki pengaruh dalam konflik Sudan. Menurutnya, negara-negara tersebut memiliki tanggung jawab untuk menggunakan pengaruhnya guna menahan pihak-pihak yang berkonflik dan memastikan perlindungan terhadap warga sipil.
Konflik Sudan yang dimulai pada April 2023 telah menelan puluhan ribu korban jiwa dan memaksa hampir 12 juta orang mengungsi. Krisis ini kini tercatat sebagai krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia, membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional.
Artikel Terkait
Rumah Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu Terbakar Saat Pimpin Sidang Korupsi
Presiden Prabowo Resmikan Revitalisasi Stasiun Tanah Abang, Beri Janji ke Warga soal MBG
4 Gubernur Riau Terjerat Korupsi, Termasuk Abdul Wahid, KPK Prihatin
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Sungai Singorojo Kendal: 3 Tewas, 3 Hilang