Lalu, kemana arahnya?
Prediksi BMKG menyebutkan, dalam 24 jam ke depan sistem ini cenderung bertahan. Baru dalam 24-48 jam berikutnya kecepatan anginnya diprakirakan meningkat sedikit, ditandai dengan sirkulasi yang semakin tertutup. Arah pergerakannya diperkirakan ke timur-tenggara.
Namun begitu, dalam kurun 48-72 jam ke depan, pergerakannya diprediksi akan berbalik arah menuju barat laut hingga barat. Secara umum, peluangnya untuk berkembang menjadi siklon tropis penuh dalam tiga hari ke depan masih termasuk dalam kategori rendah.
Meski peluang berkembangnya rendah, dampaknya sudah bisa dirasakan. Sejumlah wilayah diprediksi akan mengalami cuaca buruk. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi mengguyur Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sementara angin kencang berpeluang menerjang pesisir selatan Bali hingga NTT.
Kondisi laut juga perlu diwaspadai. Gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, serta di sekitar Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga DIY. Area perairan selatan Pulau Lombok hingga Pulau Timor dan Laut Sawu juga berpotensi mengalami gelombang setinggi ini.
Yang lebih berbahaya, gelombang tinggi kategori 2,5 hingga 4 meter diprediksi terjadi di Selat Bali bagian selatan dan Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur. Inilah yang membuat imbauan untuk menghindari aktivitas laut menjadi sangat krusial.
Artikel Terkait
Kapolda Metro Jaya Sapa Pengunjung Ragunan, Bagikan Cokelat hingga E-Money
CCTV Analytics KAI Commuter Ungkap Pencuri Sepeda di Tanah Abang
APBD DKI 2026 Susut Jadi Rp81,32 Triliun, Fokus ke Sampah, Banjir, dan Macet
Pencairan Bansos Kartu Jakarta untuk 213 Ribu Warga Dimulai