Minggu ini, di Florida, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan duduk bersama Donald Trump. Agenda utamanya jelas: mencari jalan keluar dari perang yang sudah berkecamuk lebih dari tiga tahun. Konflik ini, yang terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II, telah memakan puluhan ribu korban jiwa, memaksa jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina.
Pertemuan ini jadi momen penting, mengingat upaya Trump untuk mengakhiri perang tampaknya semakin serius. Latar belakangnya adalah sebuah proposal perdamaian baru yang lebih ringkas, berisi 20 poin. Rencana ini, menurut sejumlah analis, adalah pengakuan paling gamblang dari Kyiv soal kemungkinan mereka harus berkompromi.
"Pada akhir pekan, saya kira pada hari Minggu, di Florida, kami akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Trump," kata Zelensky.
Ia menegaskan pertemuan itu akan membahas dokumen-dokumen krusial.
"Kami akan membahas dokumen-dokumen ini, jaminan keamanan," ujarnya.
"Mengenai isu sensitif, kami akan membahas Donbas dan pembangkit nuklir Zaporizhzhia, dan tentu saja akan membahas isu-isu lainnya."
Nah, proposal 20 poin ini dianggap lebih bisa diterima Kyiv ketimbang draf awal yang berisi 28 poin dari Washington bulan lalu. Draf awal itu dianggap terlalu mengakomodasi tuntutan Moskow. Poin-poin yang paling bermasalah, seperti kewajiban Ukraina melepaskan keinginan masuk NATO dan mengakui aneksasi Krimea, konon sudah dihapus dalam versi terbaru. Itu sedikit kemenangan bagi Kyiv.
Tapi jalan menuju damai masih terjal. Zelensky sendiri mengakui ada jurang lebar antara posisinya dan Washington dalam dua isu kunci. Pertama, soal penarikan pasukan Ukraina dari sekitar 20% wilayah Donetsk yang masih mereka kuasai sebuah tuntutan utama Rusia. Kedua, soal usulan kontrol bersama AS-Ukraina-Rusia atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, yang kini dikuasai pasukan Kremlin.
Artikel Terkait
Nenek Asyah Tutup Usia, Trauma Penganiayaan Massa Tak Kunjung Sembuh
Puncak Mudik Natal 2025 Telah Terlewati, Lalu Lintas Diklaim Terkendali
Dosen UIM Meludahi Kasir Usai Ditegur Soal Antrean di Makassar
Longsor Salju di Alpen Prancis Tewaskan Dua Nyawa, Peringatan Keras untuk Para Pemain Ski