Natal di Tengah Reruntuhan Gaza: Harapan Tumbuh di Gereja yang Jadi Tempat Berlindung

- Jumat, 26 Desember 2025 | 14:40 WIB
Natal di Tengah Reruntuhan Gaza: Harapan Tumbuh di Gereja yang Jadi Tempat Berlindung

"Saya percaya itu," tegasnya.

Ditanya soal situasi terkini, dia mengakui masih banyak persoalan yang menggunung. Kapan rekonstruksi bisa dimulai? Konflik mungkin secara resmi berakhir, tapi ketegangan masih terasa baik di Gaza, Tepi Barat, maupun di perbatasan desa Palestina dan pemukiman Israel.

'Umat Kristiani lelah karena perang'

Dalam kondisi seperti ini, kata Pizzaballa, bicara tentang harapan memang terasa berat. "Tetapi," sambungnya tanpa ragu, "adalah tugas kita untuk melakukannya selama Natal ini."

Dia menyoroti kelelahan mendalam yang dialami umat Kristiani Gaza, kelelahan akibat perang. Tapi dia mengingatkan, "Kristus sendiri memasuki sejarah melalui realitas yang kompleks. Hari ini, sekali lagi kita harus menyambut-Nya dan bekerja untuk membangun harapan."

Kapan umat Kristiani tiba di Gaza?

Lalu, sejak kapan sebenarnya komunitas ini ada? Menurut seorang umat Kristiani di Gaza, sebagian dari mereka tiba setelah peristiwa "Nakba" tahun 1948 istilah bahasa Arab yang berarti 'bencana'. Peristiwa itu memaksa sekitar 700 ribu warga Palestina mengungsi dari rumah mereka.

Tapi akar sejarahnya ternyata jauh lebih dalam. Beberapa menelusurinya hingga ribuan tahun lalu.

"Ada komunitas umat Kristiani yang telah tinggal di tanah ini sejak tahun 402, setelah mereka berpindah agama dari paganisme ke Kristen," jelasnya.

Pendapat serupa disampaikan Elias Jarada, anggota Dewan Gereja Ortodoks Arab. Menurut dia, keberadaan umat Kristiani di Gaza bisa ditelusuri sebelum tahun 400 Masehi. Dan sebagian besar umat Kristiani Gaza hari ini adalah keturunan dari komunitas mula-mula itu, yang bertahan melintasi zaman dan konflik.


Halaman:

Komentar