Pemerintah kini mengerahkan para akademisi untuk menangani dampak bencana di Sumatera. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi resmi berkolaborasi. Mereka akan menggandeng puluhan kampus dan para ahli, mulai dari urusan tata ruang hingga pembangunan hunian tetap bagi para korban.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan hal itu dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta Selatan, Selasa lalu. Menurutnya, beberapa langkah konkret sudah dirintis.
"Kami bersama Bapak Menteri Diktisaintek, Prof Brian, sedang memformulasikan penguatan. Beberapa langkah telah kita lakukan bersama," ujar Hanif.
Ia menyebut, saat ini kedua kementerian sedang fokus pada penilaian cepat atau rapid assessment. Targetnya, proses ini bisa rampung pada Januari 2026. "Ini penting," tegasnya. Dengan begitu, lokasi hunian tetap nantinya bisa benar-benar aman dan jauh dari potensi bencana.
Penilaian itu sendiri akan dijalankan lewat dua skema. Pertama, soal penentuan kesesuaian lokasi yang melibatkan Kementerian LH dan para pakar. Kedua, perencanaan tata kota dan pemukiman yang akan melibatkan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia.
Tak cuma itu. Hanif juga menjelaskan bahwa mereka akan mengevaluasi pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Evaluasi ini dilakukan bersama Menteri Diktisaintek dan menjadi landasan kebijakan ke depan.
"Jadi tiga tahapan ini kita susun dalam waktu 3 bulan dari sekarang, ini harus selesai," beber Hanif dengan nada tegas. "Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang akan mengevaluasi tata ruang akan kami selesaikan... paling tidak di bulan Maret nggih, Pak? Ini harus selesai."
Artikel Terkait
Maduro Balas Trump: Urus Saja Dulu Negeri Anda Sendiri
Mendagri Tito Sebut Kondisi Aceh Tamiang Agak Beda, Penanganan Lintas Kementerian Digeber
Jenazah Korban Kebakaran Hong Kong Tiba, Menteri Hadir di Bandara
Maruf Amin Resmi Mundur dari Dewan Syuro PKB, Lanjutkan Uzlah dari Ranah Publik