"Dengan ini, kami bisa melihat pemetaan digital kejadian. Mendapatkan gambaran utuh."
Drone akan mengintai dari udara, memberikan panorama jalur tempat tragedi itu terjadi. Sementara scanner laser bekerja di darat, merekam setiap jejak benturan dan posisi akhir bus untuk kemudian diolah menjadi simulasi tiga dimensi. Detail-detail kecil kerusakan teknis, kondisi jalan, kemungkinan human error diharapkan tak ada yang luput.
Nantinya, semua data kuantitatif dari teknologi ini akan disatukan dengan temuan penyidik Polrestabes Semarang. Upaya ini digeber agar investigasi benar-benar menyeluruh.
Dengan korban mencapai 16 meninggal dan 15 luka, tragedi ini memang menyedot perhatian publik. Korlantas berjanji akan memantau proses hukum hingga tuntas, dari penyelidikan ke penyidikan.
"Penanganan harus profesional dan transparan," pungkas AKBP Halim.
"Kita tunggu saja hasil olah data semua bukti yang terkumpul."
Harapannya jelas. Dengan dukungan teknologi mutakhir ini, misteri di balik kecelakaan bus Cahaya Trans bisa terungkap secara akurat. Bukan cuma untuk keadilan, tapi juga jadi bahan evaluasi keselamatan berkendara di tol kita ke depannya.
Artikel Terkait
KAI Commuter Siapkan Kereta Terakhir ke Bogor Pukul 01.25 di Malam Tahun Baru
DKI Tegaskan Aturan Zona Putih: Atribut Parpol Dilarang di 11 Titik Strategis
Geliat Industri Game Lokal Meriahkan Jakarta Esport New Height
Bus Rombongan Kru KRI Soeharso Tabrakan dengan Truk di Tol Belmera, Belasan Terseret Cedera