Laporan mengejutkan muncul dari Sydney. Otoritas intelijen Australia ternyata sudah pernah mengincar salah satu pelaku penembakan mengerikan di Pantai Bondi itu, jauh sebelum tragedi terjadi. Menurut informasi, penyelidikan terhadap Naveed Akram, sang anak pelaku, sudah berjalan sekitar enam tahun silam. Alasannya? Kecurigaan kuat akan koneksinya dengan jaringan radikal Islamic State (ISIS).
Insiden berdarah yang mengguncang pantai terkenal Sydney itu terjadi Minggu lalu, tepat saat perayaan Hanukkah. Ribuan orang berkumpul. Suasana berubah dari sukacita menjadi horor dalam sekejap. Sedikitnya 15 orang tewas, puluhan lainnya terluka, dalam serangan yang kini resmi dikategorikan polisi sebagai aksi teroris.
Pelakunya adalah seorang ayah dan anak. Sajid Akram, 50 tahun, tewas di tempat setelah baku tembak dengan polisi. Anak lelakinya, Naveed Akram yang berusia 24 tahun, saat ini masih berjuang antara hidup dan mati di rumah sakit, dijaga ketat aparat.
Yang menarik, Sajid disebut memiliki enam senjata api secara legal. Namun, fokus penyelidikan kini justru mengerucut pada jejak radikalisme yang mungkin dibawa Naveed.
Artikel Terkait
Kapolri Galang Operasi Lilin 2025: Sosialisasi hingga Rekayasa Lalu Lintas untuk Tekan Kecelakaan
Indeks HAM Resmi Indonesia: Skor 63,20 dan Tantangan Hak Hidup yang Terpuruk
Prabowo Ingatkan Menteri: Santai Saja, Sudah Biasa Dimaki
Aduan Warga di Medsos Bongkar Jaringan Sabu di Pekanbaru