Pasca dimulainya gencatan senjata pada 10 Oktober, Hamas secara aktif membangun kembali struktur kekuasaannya di daerah-daerah yang sebelumnya ditinggalkan oleh pasukan militer Israel. Kelompok ini dilaporkan menindak tegas warga Palestina yang dituding melakukan kolaborasi dengan Israel, pencurian, maupun berbagai tindak kriminal lainnya.
Meskipun komunitas internasional terus mendesak Hamas untuk melakukan pelucutan senjata dan meninggalkan kekuasaan, kelompok yang didukung oleh Iran ini belum menunjukkan kesepakatan mengenai pihak mana yang akan mengambil alih pemerintahan Gaza.
Kondisi terkini menunjukkan bahwa setidaknya sepuluh warga Gaza, termasuk tiga orang pedagang, mengakui semakin merasakan cengkeraman kendali Hamas dalam kehidupan sehari-hari. Otoritas Hamas disebutkan memonitor semua barang yang masuk ke Jalur Gaza, mengenakan pajak untuk impor barang privat seperti bahan bakar dan rokok, serta memberikan sanksi denda kepada pedagang yang dianggap menetapkan harga di atas ketentuan.
Artikel Terkait
Raja Abdullah II Panggil Prabowo Brother: Kisah Persahabatan Dekat yang Membangun Hubungan Indonesia-Yordania
Presiden Prabowo Gelar Dinner Kenegaraan untuk Raja Yordania Abdullah II di Istana Negara
Surabaya Raih Wiyata Dharma Utama 2025, Bukti Komitmen PAUD & Wajib Belajar 13 Tahun
Pelaku Pencurian Kotak Amal Masjid di Depok Ditangkap di Apartemen: Kronologi & Modus