Seperti dikemukakan pemikir Milan Kundera, perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa. Tanpa ingatan yang jujur, sebuah bangsa berisiko terjebak dalam siklus sejarah yang berulang.
Pelajaran dari Berbagai Negara
Beberapa negara memberikan contoh bagaimana menghadapi sejarah kelam dengan bijak. Rusia mengakui jasa Lenin dan Stalin tanpa menutupi kejahatan regime mereka. Museum Gulag tetap berdiri sebagai pengingat akan kekejaman masa lalu.
Jerman mengambil pendekatan lebih radikal dengan tidak menghapus Hitler dari sejarah, justru menelanjangi seluruh dosa ideologi Nazi. Siswa-siswa diajak mengunjungi bekas kamp konsentrasi untuk memahami bagaimana peradaban bisa runtuh ketika kekuasaan tidak dikontrol.
Masa Depan Sejarah Indonesia
Usulan penganugerahan gelar pahlawan untuk Soeharto tanpa proses rekonsiliasi sejarah yang komprehensif berisiko dianggap sebagai penutupan narasi, bukan perayaan prestasi. Tindakan ini dapat mengirim pesan bahwa kekuasaan berhak atas pengampunan otomatis, dan bahwa kesuksesan politik dapat menghapus tanggung jawab moral.
Sejarah yang sehat bukanlah sejarah yang bersih dari noda, melainkan sejarah yang jujur mengakui keberhasilan dan kegagalan. Bangsa yang matang berani mengakui: ada yang telah dibangun, ada pula yang dirusak. Kedua hal ini harus diingat bersama.
Soeharto tetap menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Namun kebesaran historis tidak selalu identik dengan kepahlawanan. Kita bisa mengakui jasa-jasanya tanpa menutupi luka yang terjadi di masa kepemimpinannya.
Masa depan bangsa tidak dibangun hanya dari kebanggaan semata, melainkan dari keberanian melihat cermin sejarah secara jujur - bahkan ketika bayangan yang terpantul tidak selalu membanggakan.
Cimahi, 11 September 2025
Artikel Terkait
Dugaan Korupsi Mesin Jahit di Pemkot Jakarta Timur Digeledah Kejaksaan
7 Modus Korupsi Proyek Fisik & Dampaknya bagi Masyarakat (Contoh Kasus Riau)
Kronologi Lengkap Kecelakaan Ford Mustang 2.3 AT di Pekanbaru, Ternyata Ini Penyebabnya
Rully Chairul Azwar Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Akhiri Polemik, Fokus ke Masa Depan