Beberapa kebijakan Sugiri yang diingat Dahlan antara lain menghapus kendaraan dinas pada periode pertama dan memilih menggunakan mobil tua. Selain itu, Sugiri juga mengubah ruang kerja bupati yang semula feodal menjadi bergaya angkringan atau warung desa.
Pencapaian lain yang menonjol adalah pembangunan Monumen dan Museum Reog Ponorogo. Bangunan tinggi itu disebut sebagai semacam Garuda Wisnu Kencana (GWK) versi Kota Reog. Menariknya, monumen ini dibangun di Desa Sampung, tempat kelahiran Sugiri yang dikenal sebagai daerah miskin.
Asal Usul Sugiri Sancoko dari Daerah Tandus
Dahlan menggambarkan Sampung sebagai daerah yang identik dengan kemiskinan, dengan makanan pokok penduduknya berupa gaplek atau singkong kering. Satu-satunya hasil bumi di sana adalah gamping, batu putih untuk campuran pasir pelapis dinding bata.
"Tanah di Sampung memang bergamping. Tandus. Tanaman sulit tumbuh," cerita Dahlan.
Pertanyaan Besar di Balik Kasus OTT KPK
Meski mengenal sisi positif Sugiri, Dahlan mengaku tidak memahami alasan di balik tindakannya meminta bayaran untuk pengangkatan pejabat. "Saya tidak habis pikir mengapa Sugiri meminta bayaran untuk mengangkat pejabat di bawahnya. Itulah yang tersiar di media. Berdasar keterangan pers KPK," pungkas mantan Menteri BUMN tersebut.
Artikel Terkait
Eggi Sudjana Tersangka Ijazah Palsu: Klaim 3 Pelanggaran Hukum & Ancaman Praperadilan
Persiapan Haji 2026: Kemenhaj RI Bentuk Task Force dengan KBRI dan KJRI
Tantangan Penegakan Hukum Era Prabowo: Mampukah Keadilan dan Kepastian Hukum Bersinergi?
Ustaz Yusuf Mansur Gemparkan Publik, Ingin Akuisisi YouTube Rp 9.177 Triliun Jadi YouSufe