Secara naluriah, setiap orang ingin memberikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus, termasuk lingkungan yang bersih, pendidikan berkualitas, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Untuk mewujudkan hal ini, pendidikan menjadi jalan utama yang dapat diandalkan.
Lantas, apa sebenarnya pengertian pendidikan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga dapat dipahami sebagai upaya mewariskan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Oleh karena itu, dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), salah satu tujuannya adalah mewujudkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kesejahteraan bersama.
SDGs dan Tantangan Pendidikan di Indonesia
Poin keempat SDGs, yaitu Quality Education, menekankan pentingnya menyediakan akses pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas bagi semua orang. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai tujuan ini.
Berdasarkan data PISA 2022 dari OECD, kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains masih rendah. Kondisi ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah perbaikan.
Kesenjangan Pendidikan yang Masih Mengakar
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kesenjangan yang masih terjadi antara siswa di perkotaan dan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Siswa di perkotaan umumnya mendapatkan fasilitas dan tenaga pengajar yang lebih baik, sementara siswa di daerah 3T sering kali kekurangan guru dan media belajar yang memadai. Hal ini bertentangan dengan prinsip SDGs no one left behind, yang seharusnya memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan.
Distribusi Guru yang Tidak Merata dan Kurangnya Perhatian Pemerintah
Banyak sekolah di daerah pelosok yang kekurangan tenaga pendidik atau bahkan diabaikan. Contoh nyata terjadi di SDN No. 078481 Uluna’ai Hiligo’o di Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Artikel Terkait
Darurat Bullying di Indonesia: Data, Dampak, dan 8 Solusi Pencegahan Efektif
Sanksi Adat Toraja untuk Pandji Pragiwaksono: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda Rp2 Miliar
Mensos Gus Ipul Kunjungi Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta di RS Yarsi
Tol Palembang-Betung Capai 73,84%, Waktu Tempuh Dipangkas Jadi 1 Jam