Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia: Tantangan & Solusi Mengatasi Kesenjangan

- Sabtu, 08 November 2025 | 11:06 WIB
Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia: Tantangan & Solusi Mengatasi Kesenjangan

Dalam sebuah video viral, seorang siswa mengungkapkan bahwa selama satu bulan penuh tidak ada guru yang mengajar. Guru hanya datang, membunyikan lonceng, lalu pulang tanpa memberikan materi. Sementara itu, di perkotaan, guru dituntut untuk hadir tepat waktu dan mengajar dengan baik. Ketimpangan ini menunjukkan distribusi guru yang tidak merata dan kurangnya perhatian pemerintah.

Infrastruktur dan Fasilitas yang Tidak Merata

Selain masalah distribusi guru, ketimpangan juga terjadi dalam hal infrastruktur dan fasilitas pendidikan. Banyak sekolah di daerah terpencil yang masih jauh dari kata layak.

Siswa di kota dapat menikmati ruang kelas yang nyaman, sementara siswa di pedalaman harus belajar di ruangan kecil dengan fasilitas seadanya. Bahkan, beberapa sekolah hanya beralaskan batu dan berdinding kayu, dengan meja dan kursi yang sudah tidak layak. Padahal, lingkungan belajar yang baik sangat memengaruhi proses belajar dan pengembangan potensi siswa.

Digitalisasi Pendidikan: Solusi atau Ketimpangan Baru?

Pemerintah saat ini sedang mendorong pembelajaran berbasis digital. Namun, bagaimana dengan sekolah di pelosok yang bahkan kesulitan mengakses sinyal dan internet?

Kondisi ini justru dapat memperlebar ketimpangan antara sekolah di kota dan daerah terpencil. Jika pemerintah hanya fokus mengembangkan digitalisasi di perkotaan, sekolah di pelosok akan semakin tertinggal.

Bersama Mewujudkan Prinsip "No One Left Behind"

Permasalahan pendidikan tidak akan selesai hanya dengan pembahasan tanpa aksi nyata. Siswa di daerah terpencil membutuhkan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Pemerintah telah meluncurkan beberapa program, seperti Guru Penggerak, Revitalisasi Sekolah, dan Digitalisasi Pembelajaran. Namun, program ini tidak akan efektif tanpa konsistensi dan keseriusan dalam pelaksanaannya. Masyarakat juga dapat berperan dengan menjadi relawan pengajar atau memberikan dukungan bagi sekolah di pelosok. Dengan kerja sama yang baik, prinsip no one left behind dapat diwujudkan dalam sistem pendidikan Indonesia.


Halaman:

Komentar