Pakar Telematika, Roy Suryo nampaknya tak berhenti berjuang usai mengejar habis – habisan soal keaslian ijazah milik Presiden ke 7, Joko Widodo (Jokowi).
Kini Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi sasaran empuk Roy Suryo untuk ikut membuktikan keaslian ijazahnya.
Setelah seorang Warga Negara Indonesia, Subhan Palal menggugat ijazah milik Gibran, Roy Suryo kembali terpanggil.
Roy Suryo bahkan siap dimintai bantuan sebagai saksi kapan saja oleh Subhan, karena merasa telah mengantongi banyak bukti terkait Riwayat Pendidikan Gibran.
Baru – baru ini secara blak – blakan Roy Suryo menyebut bahwa Riwayat Pendidikan Gibran tidak beraturan alias amburadul.
Pihaknya berani mengatakan hal itu lantaran menilai banyak kejanggalan di jenjang Pendidikan SMA milik Gibran.
“Secara global Riwayat Pendidikan (Gibran) ini amburadul, acakadut bahkan terbalik – balik,” ucap Roy, dikutip dari youtube Refly, Kamis (25/9/25).
Roy Ruryo mengkritik Riwayat pendidikan Gibran yang ia dapatkan dari situs KPU.
Setelah membacanya dari atas, Roy menyebut mencoba untuk husnudzon bahwa jenjang Pendidikan SD dan SMP milik Gibran tidak bermasalah.
“Kita percaya saja pada situs KPU, yang pertama terbaca Riwayat Pendidikan mulai dari SD, SMP dan seterusnya. SD dan SMP okelah kita Husnudzon saja, mencoba percaya,” jelas Roy.
Namun Roy merasa janggal saat membaca penjelasan jenjang Pendidikan Gibran di tingkat SMA.
Selain tertulis bersekolah di 2 tempat, tahun kelulusan yang dicantumkan menurut Roy juga penuh dengan kejanggalan.
“Nah mulai dari SMA ini yang unik, karena dua kali. Yang pertama Orchid Park Secondary School Singapore Tahun 2002 – 2004, jadi 2 tahun. Ini aja sudah janggal, tapi katanya di sana kurikulumnya berbeda, ada percepatan, ya kita coba percaya dulu aja deh,” terang Roy.
Dalam Riwayat Pendidikan yang tersebar itu, Gibran tertulis menempuh Pendidikan SMA di Orchid Park Secondary School Singapore dan UTS Insearch Sydney, Australia.
Roy menyebut tahun kelulusan di UTS Insearch ini begitu janggal. Menurut pengetahuannya, Insearch merupakan program martikulasi yang digunakan sebelum ingin masuk ke UTS yang tak lain University of Technology Sydney.
“Yang menarik lagi di situ (dalam Riwayat Pendidikan) adalah ada tulisannya SMA UTS Insearch Sydney. Di sini sudah mulai agak lucu, karena UTS itu adalah University of Technology Sydney,” ungkapnya.
“Dan dia memang bukan masuk Universitasnya, melainkan Insearch, ini adalah program martikulasi. Ini digunakan biasanya untuk ketika orang mau masuk ke UTS kalau belum mampu, dia masih harus menempuh di insearch ini, jadi belum ada jaminan untuk diterima,” tambahnya.
Selain hanya program martikulasi, Pendidikan yang ditempuh di sini biasanya hanya berkisar 6 bulan hingga 1 tahun.
Namun tahun kelulusan Gibran pada kolom SMA UTS Insearch Sydney tersebut tertulis Tahun 2004 hingga 2007, sehingga ditempuh selama kurang lebih 2 – 3 tahun.
Waktu menempuh Pendidikan yang lumayan lama itu membuat Roy curiga bahwa ada hal yang tidak beres.
“Di situ biasanya hanya 6 bulan, paling lama 1 tahun. Ini tertera tahun 2004 – 2007, nah itu sudah masalah,” aku Roy.
“Artinya secara data tidak mungkin,” imbuhnya menegaskan.
Roy menyebut bahwa data – data tersebut tidak mungkin, lantaran dalam surat penyetaraan tertulis bahwa Gibran telah menyelesaikan Pendidikan di UTS Insearch pada 2006, sehingga menurut Roy data Riwayat Pendidikan milik Gibran semakin rancu, karna justru tertulis Tahun 2007.
“Kenapa ini tidak mungkin? Karena dalam surat penyetaraan yang ada dalam surat keterangan nomor 9149 2019 yang sedang kami masalahkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disitu tertulis tahun lulusnya adalah 2006,” ujarnya.
“Bunyinya ‘telah menyelesaikan Pendidikan “grade 12” di UTS Insearch, Sydney, Australia pada Tahun 2006’. Sehingga tidak ada yang cocok,” sambungnya.
Sumber: suara
Foto: Roy Suryo (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan). [Suara.com]
Artikel Terkait
Terungkap! Sahroni Ngumpet di WC Selama 7 Jam Saat Rumahnya Dijarah, Lumuri Wajah dengan Tanah
Pengacara Ungkap Silfester Matutina Datangi Sejumlah Daerah, Termasuk Solo?
Didit Berkaca-kaca Saat Prabowo Pidato di PBB, Warganet Khawatir Ikut Terjun Politik
IKN jadi Ibu Kota Politik, Pakar Curiga Prabowo Tidak Niat Pindah dari Jakarta