Budiman menjelaskan bahwa isu greenflation hanyalah salah satu dari banyak dilema yang dihadapi dalam membuat kebijakan. Ia menyoroti juga dilema-dilema lain, seperti pengaruh penerapan teknologi digital seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) terhadap penyiapan keahlian sumber daya manusia Indonesia.
Menurutnya, untuk menjadi negara maju, kita harus mempertimbangkan biaya-biaya yang terkait dengan kemajuan tersebut.
Mantan politikus PDI-Perjuangan tersebut juga menyentil pasangan lain yang membahas kenaikan dana desa. Meski dianggap sebagai program yang baik, Budiman menilai bahwa penjelasan konsekuensi kepada publik tetap diperlukan.
Menurutnya, kampanye yang hanya mengumbar janji tanpa menjelaskan konsekuensinya adalah penyesatan, dan hal ini tidak diinginkan oleh pasangan 02.
Baca Juga: Netizen Heboh, Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Megawati di Instagram
Budiman menegaskan komitmennya terhadap forum edukasi politik, bukan sekadar janji manis dan pertunjukan hiburan dalam kampanye.
Pasangan Prabowo-Gibran, menurutnya, mengajak untuk memahami konsekuensi dari setiap keputusan dan bersiap menghadapi risiko yang ada. Budiman menegaskan pasangan nomor urut 02 tidak hanya berkomitmen pada janji-janji kosong.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hukamanews.com
Artikel Terkait
5 Rahasia Komunikasi Pasangan Biar Gak Sering Salah Paham, No. 3 Paling Penting!
Israel Kecam Indonesia: Atletnya Ditolak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Benarkah Zaman SBY Lebih Makmur? Ini Kata Purbaya Soal Mesin Ekonomi Jokowi yang Pincang
Polisi Makassar Pakai Rubicon Plat Palsu Cuma Ditegur, Kok Bisa?