Kematiannya bukan sekadar angka statistik. Ini adalah cermin retak. Setiap nyawa yang padam dalam penguasaan negara adalah pertanda kegagalan memenuhi kewajiban paling mendasar: melindungi hak hidup dan memastikan perlakuan manusiawi. Tidak adanya informasi awal tentang kondisinya, ditambah laporan penurunan fisik yang mengkhawatirkan, menguatkan dugaan kelalaian. Ini terasa seperti sebuah pola, bukan kecelakaan tunggal.
Pertanyaan yang Menggantung
Kematian Alfarisi meninggalkan pertanyaan yang lebih berat dari jeruji besi. Apa yang sebenarnya terjadi di Rutan Medaeng malam itu? Bagaimana sistem kita bisa membiarkan seorang terdakwa muda, dengan berat badan yang merosot terus, tidak mendapat perhatian kesehatan memadai? Pertanyaan ini menuntut jawaban yang jelas, bukan dari keluarga yang berduka, melainkan dari negara yang memegang amanah.
Federasi KontraS dan KontraS Surabaya sudah menyuarakan tuntutan. Mereka mendesak penyelidikan independen dan transparan. Mereka menuntut pertanggungjawaban hukum atas setiap kelalaian. Dan yang tak kalah penting, evaluasi menyeluruh terhadap kondisi semua rutan, untuk memastikan akses kesehatan dan perlakuan manusiawi. Ini bukan hanya untuk Alfarisi, tapi untuk setiap orang yang nasibnya dititipkan sementara ke balik terali besi.
Kembali ke Teras yang Sepi
Kembali ke Jalan Dupak Masigit, suasana kini berbeda. Teras itu lebih sepi. Satu kursi plastik kosong. Warung kopi kecil itu mungkin masih buka, dijalankan sang kakak yang kini harus menanggung duka. Aroma kopi masih ada, tapi kisah Alfarisi sudah berakhir di tempat yang seharusnya menjadi ruang pembuktian keadilan, bukan pengabaian.
Ia gugur bukan oleh vonis pengadilan, melainkan dalam ketidakpastian yang kelam. Ceritanya adalah pengingat: di balik setiap statistik penahanan, ada manusia. Ada napas. Dan ada hak untuk hidup yang tak boleh padam sebelum waktunya.
Artikel Terkait
Kejagung Bongkar Modus Izin Tambang Ilegal di Hutan Lindung Konawe
Burni Telong Siaga, Warga Diimbau Waspadai Letusan Mendadak
Premanisme Tersandung: 348 Tersangka Diamankan Polda Metro Jaya Sepanjang 2025
Polda Metro Jaya Catat Penurunan Kasus, Struktur Penanganan Perempuan dan Anak Bakal Dirombak