Rumah Elina di Jalan Dukuh Kuwukan, Sambikerep, Surabaya, kini tinggal kenangan. Diusir paksa oleh orang-orang yang dibawa Samuel, ia juga harus menyaksikan tempat tinggalnya diratakan dengan tanah. Sungguh pemandangan yang memilukan.
Setelah penangkapan, harapan kecil mulai tumbuh di hati Elina. Ia ingin rumahnya dibangun kembali. Tak hanya itu, semua surat berharga dan barang-barangnya yang disita Samuel harus dikembalikan.
"Harapan saya ya kembalikan seperti asal. Dibangun seperti asal, surat-surat kembali dan barang-barang, pakaian-pakaian semuanya,"
keluh Elina di lokasi rumahnya yang sudah rata, Selasa.
Dokumen-dokumen penting, termasuk surat tanah, masih dipegang Samuel sejak kejadian. "Surat ini dan surat yang lain rumah-rumah yang lain. Iya (sertifikat rumah juga)," ucapnya.
Perasaan sedih tentu masih mendalam. Saat ini, Elina mengungsi dan tinggal bersama keponakannya di daerah Balongsari, Tandes. "Ya sedih. Sedih karena dirobohkan. (Sekarang tinggal) di ponakan saya," katanya lirih.
Meski begitu, ada sedikit kelegaan. Elina bersyukur karena Samuel dan MY akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
"Mengucapkan terima kasih kepada Polda Jawa Timur beserta jajarannya. Saya berharap kasus ini ditangani dengan adil dan baik," ujarnya.
"Bersyukur sama Tuhan Yesus. Mereka sudah ditangkap. Kita enggak salah apa-apa sama dia. Sayangnya kok pas Natal ya. (syukurlah) Seluruh Indonesia yang bela," tambah Elina, menutup percakapan.
Artikel Terkait
Tebing Ambrol di Lebak, Aktivitas Galian Pasar Diduga Jadi Pemicu
Tragedi di Balik Jeruji: Mimpi dan Kopi yang Terhenti di Rutan Medaeng
Wali Kota Eri Cahyadi: Hukum Haram untuk Premanisme di Surabaya
Video Lawas Atalia Bocorkan Sisi Lain Ridwan Kamil: Pemaaf Banget, Sampai Saya Terkejut