Dalam rilis akhir tahun Polri 2025, Kabareskrim Komjen Pol Syahardiantono memberikan penjelasan cukup rinci soal penanganan kejahatan terhadap perempuan dan anak. Ruang Rupatama Mabes Polri di Jakarta itu jadi saksi paparan data yang cukup mengagetkan, sekaligus menunjukkan upaya yang sedang diperkuat.
Menurut Syahar, upaya penegakan hukum kini didukung struktur yang lebih solid. "Direktorat PPA dan PPO, sekarang sudah terbentuk di 11 Polda," ujarnya, Selasa (30/12).
Keberadaan satuan khusus ini ternyata membuahkan hasil. Satgas TPPO, misalnya, telah beraksi menangani ratusan kasus.
"Kinerja Satgas TPPO telah mengungkap 403 kasus dengan 505 tersangka dan menyelamatkan 1.239 korban. Baik laki-laki maupun perempuan dan anak," jelas Syahar.
Namun begitu, kerja mereka tak cuma soal menindak. Ada upaya pencegahan yang digalakkan, salah satunya lewat program bernama Rise and Speak. Intinya, program ini mendorong masyarakat untuk berani bersuara dan melapor.
"Program Rise and Speak ini adalah kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berbicara, melaporkan, dan mencegah kekerasan terhadap perempuan, anak, serta perdagangan orang," tuturnya.
Edukasi itu sudah menjangkau 10 wilayah di dalam negeri, bahkan merambah ke Hongkong dan Guangzhou. Total, sekitar 7.300 orang telah menjadi peserta.
Di sisi lain, sejumlah kasus besar berhasil diungkap. Salah satunya adalah penggagalan penyelundupan 39 WNA yang hendak dikirim ke Australia. Lalu, ada pula kasus yang cukup menyita perhatian publik: perdagangan bayi.
Artikel Terkait
Denda Tilang DIY Anjlok Drastis, Polisi Beralih ke Teguran
Aceh dan Ibu Pertiwi: Sebuah Jeritan yang Tak Kunjung Didengar
Tito Karnavian Soroti Tumpang Tindih Data, Usulkan BNPB Jadi Pemegang Kendali
Tumpukan Kayu Gelondongan Bikin Bingung, DPR Desak Pemerintah Beri Kepastian