Ribuan kejadian bencana tercatat sepanjang 2025. Tanah longsor dan angin puting beliung mendominasi, meninggalkan jejak kerusakan yang dalam di sejumlah wilayah. Di balik angka-angka itu, ada satu persoalan mendesak yang terus menghantui masyarakat pascabencana: akses untuk mendapatkan air bersih.
Hal inilah yang menjadi perhatian utama Polri dalam fase pemulihan. Komjen Fadil Imran, Asisten Utama Operasi Polri, menekankan hal tersebut dalam paparan rilis akhir tahun di Jakarta, Selasa lalu.
“Masalah utama pascabencana adalah air,” ujarnya tegas.
“Polri telah membangun ribuan sumur bor dan menyediakan ratusan tangki air bersih di berbagai titik terdampak untuk menjamin sanitasi warga.”
Menurut Fadil, upaya ini bukan sekadar bagian dari tanggap darurat, melainkan komitmen jangka panjang. Polri, katanya, bertekad hadir hingga tahap pemulihan benar-benar tuntas. Bantuan tak cuma berupa personel, tapi juga solusi konkret di lapangan.
“Saat bencana melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar di akhir tahun ini, Polri tidak hanya datang dengan pasukan, tapi juga dengan solusi,” jelas Fadil.
“Kami mengerahkan alat berat, menyalurkan puluhan ton sembako, hingga membangun ratusan sumur bor untuk menjamin akses air bersih bagi pengungsi.”
Dampak bencana terlihat nyata di tiga provinsi itu. Di Aceh, 18 kota dan kabupaten terdampak, dengan ratusan ribu rumah rusak dan warga mengungsi. Respons Polri di sana cukup masif: lebih dari 11 ribu personel gabungan diterjunkan, bantuan kemanusiaan mencapai 2.300 ton lebih, dan 261 sumur bor dibangun untuk mengatasi krisis air.
Artikel Terkait
MA Bentuk Pansel, Cari Pengganti Hakim Konstitusi yang Pensiun 2026
INDEF Soroti Ekonomi 2025: Pertumbuhan Tersandera, Anggaran Prioritas Dipertanyakan
MA Jatuhkan Sanksi ke 85 Hakim Sepanjang 2025, Ribuan Aduan Masyarakat Ditindaklanjuti
Denda Tilang DIY Anjlok Drastis, Polisi Beralih ke Teguran