Di sisi lain, posisinya sebagai supplier MBG membuatnya kerap didatangi rekan perajin lain. Mereka datang bertanya, ingin tahu bagaimana caranya bisa meningkatkan kualitas dan ikut memasok ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) lainnya. Tawaran kerjasama pun berdatangan.
“Sekarang banyak yang nanya, gimana caranya jadi supplier MBG. Jadi ya, sering-seringlah konsultasi ke sini,” ujarnya sambil tersenyum.
Bagi Husni, semua kemajuan ini berawal dari satu harapan: agar program MBG terus berjalan. Ia merasakan langsung dampaknya. Kehidupan keluarganya membaik. Dua anaknya tampak lebih sehat dan bersemangat ke sekolah.
Namun begitu, kebahagiaannya bukan hanya milik pribadi. Ia melihat perubahan yang sama pada anak-anak tetangganya.
“Di sini kan banyak anak dari keluarga tidak mampu, jadi sering tak punya uang jajan,” tuturnya.
“Dengan adanya MBG, semua bisa merata. Itu yang paling penting.”
Dari bengkel tempenya yang sederhana, sebuah cerita tentang rasa syukur, kebanggaan, dan dampak yang merambat perlahan-lahan terus ditulis. Bukan hanya tentang tempe, tapi tentang bagaimana sebuah kesempatan bisa mengubah banyak hal.
Artikel Terkait
Siklon Tropis Grant Menguat, Gelombang Tinggi Ancam Perairan Selatan Jawa
Indosat Genjot Sinyal di 68 Titik Wisata Jelang Libur Panjang
Perpol 10/2025: Pintu Khusus Polisi Aktif di Kementerian Saat Anak Muda Gigit Jari
Mantan Bintang Nickelodeon Tylor Chase Ditemukan Hidup sebagai Tunawisma, Rekan Artis Bergerak Tolong