Kalau cuma tiang mungkin masih bisa diakali. Tapi deretan cone parkir, kayu-kayu, dan tali rafia yang berserakan benar-benar memotong alur jalan. Pejalan kaki dipaksa untuk melangkahi rintangan, berbelok, atau berhenti sejenak memastikan langkahnya aman. Sungguh melelahkan.
Moko (30), seorang pejalan kaki yang rutin melintas, merasakan betul dampaknya. Ia baru saja berlari dari Benhil ke Kebon Sirih dan kembali melewati jalur yang sama jalur yang juga ia gunakan setiap pulang kerja.
"Ya ini kan mana udah sempit ya di atas, terus ada tiang, ada dibatasin ini. Jadi aksesnya udah cuma buat satu orang aja, udah dibatasin ini, nyusahin pejalan kaki sih. Jadi mana yang di bawahnya buat parkiran mobil, mau ke yang seberang jalan juga takut keserempet gitu sih. Jadi minusnya di Benhil ini meskipun dekat Sudirman, tapi akses ke Benhilnya masih kurang diperhatiin sih pejalan kaki," keluhnya.
Lalu, apa solusi jangka panjangnya? Menurut Dinas Bina Marga DKI Jakarta, penataan trotoar di Jalan Bendungan Hilir sudah masuk dalam rencana. Namun, jangan terlalu berharap cepat. Program penataan bertahap itu baru dijadwalkan mulai berjalan pada 2026.
Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Siti Dinarwenny, menjelaskan hal ini. Ia menegaskan bahwa trotoar seharusnya berfungsi sebagai ruang yang aman bagi pejalan kaki, apalagi di kawasan ramai seperti Benhil yang dekat dengan akses transportasi umum.
Namun begitu, ada sedikit harapan. Siti menyebut, jika ada kewajiban dari pengembang di sekitar lokasi, pihaknya akan berkoordinasi untuk memastikan kewajiban perbaikan itu dipenuhi. Jadi, mungkin saja perbaikan bisa datang lebih cepat dari 2026. Tapi ya itu, kita tunggu saja realisasinya.
Artikel Terkait
Revisi UU Sisdiknas 2025: Ujian Keadilan untuk Pesantren dan Madrasah
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Wafat, Tinggalkan Pesan Perjuangan Wakaf Produktif
Gubernur Bali Bantah Isu Sepi Liburan, Data Kunjungan Tembus 20 Ribu Per Hari
Polisi Buka Suara: Laporan Demo Ricuh DPR Dibuat Atas Perintah Atasan