timpalnya. Komentar itu seperti menyoroti gap antara ekspektasi dan realitas bantuan yang diberikan.
Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi janji itu muncul? Semuanya berawal saat Gibran menyambangi Posko Pengungsian BLK Blangkejeren, Rabu (17/12/2025). Di sana, terjadi dialog dengan warga yang mengeluhkan sinyal komunikasi yang masih amburadul pasca-bencana.
Mendengar keluhan itu, Gibran pun langsung merespons dengan sebuah solusi.
"Nanti kita segera pasangkan Starlink ya biar bisa segera menghubungi teman-teman, saudaranya di tempat lain. Internetnya belum jalan ya? Kita segerakan ya,"
ujarnya di hadapan para pengungsi.
Selain internet, tentu saja ada janji-janji lain. Perbaikan jembatan, pasokan BBM, dan listrik juga masuk dalam daftar. Gibran juga menginstruksikan Bupati setempat untuk memprioritaskan kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
Ia menegaskan kedatangannya adalah untuk memastikan logistik berjalan, atas perintah Presiden. Namun begitu, di mata banyak pengamat dan warganet, yang terlihat justru sebuah kontras. Di satu sisi, kondisi darurat yang membutuhkan tindakan cepat. Di sisi lain, janji yang masih harus menunggu realisasi "nanti".
Nuansa naratifnya kuat: di lokasi bencana, kata "segera" sering kali terasa terlalu lama.
Artikel Terkait
Ijazah Berbeda, Polda Dituding Main Kucing-kucingan di Tengah Malam
Amir Hamzah Desak Prabowo Ganti Tito, Dinilai Ancam Hubungan dengan Malaysia
Infak Jumat Berkumpul Rp80 Miliar, Solidaritas Muhammadiyah untuk Korban Banjir Sumatera
Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Mantan Danpuspom ABRI, Tutup Usia