Dalam kesempatan itu, ia kembali menegaskan komitmen Qatar pada penyelesaian diplomatik. Tapi ia juga menyayangkan satu hal: komunitas internasional seolah menjadi sandera agenda kelompok sayap kanan ekstrem. Agenda yang, dalam pandangannya, berusaha melenyapkan rakyat Palestina dan mengabaikan hukum internasional.
Sementara di lapangan, angka yang dirilis Hamas cukup mencengangkan. Sejak gencatan senjata berlaku, pelanggaran Israel tercatat sudah lebih dari 813 kasus. Rata-ratanya hampir 25 insiden per hari.
Hamas sendiri menganggap eskalasi ini sangat berbahaya. Bisa mengancam kelangsungan gencatan senjata dan melemahkan upaya menciptakan ketenangan yang bertahan lama.
Data dari pihak Palestina menyebutkan, rangkaian pelanggaran itu telah menewaskan 393 warga sipil. Luka-luka diderita 1.074 orang lainnya. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Angka-angka itu, sederhananya, menggambarkan harga kemanusiaan yang terus membengkak. Di tengah kecaman internasional yang berulang, situasi di Gaza masih jauh dari kata adil atau manusiawi.
Artikel Terkait
Ketika Uang Berhenti Bergerak: Dilema Ekonomi di Tengah Gelombang Pesimisme
Rusia Ingatkan Trump Soal Venezuela: Jangan Lakukan Kesalahan Fatal
KPK Serahkan Jaksa dan Rp 900 Miliar ke Kejagung Usai OTT Banten
Jimly Usul Polri Tak Lagi Pakai Angka untuk Isi Jabatan di Kementerian