Menurut penjelasan KPK dalam konferensi pers, modus pemerasan ini berlangsung cukup lama, dari 2019 hingga 2024. Caranya? Harga sertifikat K3 sengaja dibikin melambung tinggi. Uang kelebihannya kemudian mengalir deras ke kantong sejumlah pejabat. Totalnya fantastis: Rp 81 miliar.
Nah, dari angka sebesar itu, ada satu nama yang disebut-sebut sebagai penerima utama. Seorang ASN di Kemnaker diduga mengantongi Rp 69 miliar dan dianggap sebagai otak operasi ini. Dia adalah Irvian Bobby Mahendro (IBM), yang saat itu menjabat Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 periode 2022-2025.
Uang haram itu konon dipakai untuk berbagai keperluan pribadi. Mulai dari belanja, hiburan, bayar uang muka rumah, sampai menyetor tunai ke pihak lain. Bahkan, kabarnya Irvian juga membeli mobil mewah dari hasil kejahatan tersebut.
Lalu, bagaimana dengan Noel? Eks Wamenaker itu didapatkan menerima jatah sekitar Rp 3 miliar plus sebuah motor Ducati Scrambler. Yang menarik, uang itu diterimanya pada Desember 2024, atau baru sekitar dua bulan setelah dia dilantik menjadi wakil menteri.
Usai ditetapkan sebagai tersangka, Noel sempat menyampaikan permohonan maaf. Dia juga membantah kalau dirinya ditangkap dalam OTT, sekaligus menyangkal bahwa kasusnya terkait pemerasan. Noel bahkan berharap bisa mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto. Harapan itu kini pupus, karena posisinya sebagai Wamenaker sudah lebih dulu dicopot.
Perkara ini ternyata kian melebar. Belakangan, KPK menetapkan tiga tersangka baru. Mereka adalah Chairul Fadhly Harahap (Sesditjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker), Sunardi Manampiar Sinaga (Kabiro Humas Kemnaker), dan Haiyani Rumondang (eks Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker). Ketiganya diduga ikut menikmati aliran dana dari kasus pemerasan sertifikasi ini.
Artikel Terkait
Pembela Nadiem Bantah Keterkaitan Rp809 Miliar dengan Kasus Chromebook
Warisan Beracun: Bagaimana Kebijakan Satu Anak Tiongkok Melahirkan Stigma Perempuan Sisa
Font Times New Roman Gantikan Calibri, Rubio Picu Perang Simbol di Birokrasi AS
Ruang Rapat Tertutup dan Misteri Dana Sosial yang Raib