Dari informasi sementara, pengemudi diduga panik. Alih-alih menginjak rem, kakinya malah menekan gas dalam-dalam. Mobil pun meluncur tak terkendali, menghantam barisan anak-anak yang tak sempat menghindar.
Akibatnya, puluhan korban berjatuhan. Lima orang dengan luka berat langsung dilarikan ke RS Koja. Sebagian besar korban lain, 14 orang, mendapat perawatan di RSUD Cilincing. Satu orang lagi ditangani di puskesmas terdekat. Suasana chaos dan tangis pun memenuhi lapangan sekolah yang biasanya riang.
Peristiwa tragis ini, mau tak mau, menyisakan pertanyaan besar. Terutama soal standar keamanan dalam program bantuan sosial seperti MBG. Bukankah seharusnya sopir yang ditugaskan ke lingkungan sekolah adalah yang benar-benar profesional dan terlatih? Bukan cuma urusan masak-memasak di dapur, tapi juga orang-orang yang mengantarkan makanan itu ke tangan anak-anak.
Rekaman video dari lokasi kejadian beredar luas, memperlihatkan detik-detik mengerikan sebelum tabrakan terjadi. Potret pilu yang seharusnya tidak pernah terjadi.
Artikel Terkait
Billie Eilish Berhadapan dengan Miliarder AS, Tegaskan Dukungan untuk Palestina Tak Bisa Ditawar
Sjafrie Siap Berantas Pengkhianat di Balik Tambang Indonesia
UIKA Championship 2025 Sukses Digelar, Siap Naik Kelas Jadi Ajang Internasional
Cak Imin: Banjir Sumatera Alarm Keras Kelalaian Kita pada Alam