Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatera tak lama lagi mendapat respons langsung dari Universitas Airlangga. Lewat Rumah Sakit Kapal Ksatria Airlangga (RSKKA), sebuah tim Rapid Health Assessment dikerahkan ke Aceh Tamiang. Mereka berlayar membawa misi bantuan medis untuk warga yang terdampak.
Menurut Prof Hery Purnobasuki, Ketua LPMB, koordinasi dengan RS UNAIR di lokasi telah dilakukan. Hasilnya, tim mereka berhasil mengamankan sebuah klinik yang akan difungsikan sebagai basecamp. Dari situ, pelayanan mulai dari rawat jalan hingga rawat inap bisa dijalankan.
“Laporan dari tim di Aceh menyebut kebutuhan mendesak akan tenaga medis dan logistik,” ungkap Prof Hery.
“Kami pun mengirimkan dokter umum, perawat, bidan, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya. Mereka kami bekali dengan logistik, genset, serta bahan bakar tambahan untuk mendukung operasi di lapangan.”
Fokus pada Antisipasi Wabah
Di sisi lain, bantuan yang diberikan bukan sekadar reaksi. Ada upaya pencegahan yang serius. Prof Hery menjelaskan, pemberian obat-obatan dan layanan medis difokuskan untuk mengantisipasi potensi wabah penyakit pascabanjir. Koordinasi intensif dilakukan dengan tim dokter RSKKA untuk merancang strategi ini.
Artikel Terkait
Pria 84 Tahun Tewas di Saluran Irigasi Usai Mengecek Kolam Malam Hari
Banjir Tapteng: 19 Desa Terisolasi, Alat Berat Jadi Prioritas Darurat
Presiden Prabowo Perintahkan Evaluasi Ketat Pasca Kebakaran Maut di Kemayoran
Prabowo Langsung Terbang ke Moskow, Segera Temui Putin di Kremlin