Lari Dari Kenyataan Sutoyo Abadi: Masalahnya Akan Semakin Berat
Hannibal, jenderal legendaris itu, punya cara unik memotivasi pasukan. Berbeda dari kebanyakan komandan yang mengandalkan pidato berapi-api, Hannibal punya keyakinan lain. Kata-kata saja, menurutnya, seringkali cuma menyentuh permukaan. Tidak cukup.
Pemikiran itulah yang diangkat Sutoyo Abadi dalam keterangannya baru-baru ini, 6 Desember 2025. Baginya, seorang pemimpin harus mampu mencengkeram hati tiap pengikutnya. "Harus bisa mendidihkan darah mereka, merasuki pikiran, mengubah suasana hati, lalu berubah jadi tindakan nyata," ujarnya.
Tanpa itu, pidato yang fasih sekalipun bisa jadi bumerang. Malah bikin kesal, muak, atau membosankan karena jauh dari realita.
Ia memberi gambaran yang cukup tajam.
Masalahnya, menurut dia, situasi saat ini suram. Banyak menteri yang ambisius, tidak setia, dan pengecut. "Mereka hampir semua sudah terkoneksi dan terkontaminasi para bandar, bandit, dan badut politik kapitalis oligark hitam," imbuhnya tanpa tedeng aling-aling.
Kelompok di luar kendali Presiden itu dinilainya sangat berbahaya. Mereka takkan pernah berjuang untuk rakyat. Motivasi mereka sederhana: bertindak untuk diri sendiri, menunggu upah sebagai buruh dari oligarki gelap itu. Otak mereka sudah 'swak', istilahnya. Perjuangan untuk kemuliaan rakyat, sesuatu yang jauh lebih berharga dari imbalan materi, tak akan pernah mereka pahami.
Artikel Terkait
Malam Jumat di Atap: Saat Air Hampir Menelan Kampung yang Tak Pernah Banjir
Lumpur dan Kayu Tumbang, Akses ke Desa Tanjung Karang Masih Terkubur
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Halmahera Barat, BMKG Pastikan Tak Ada Tsunami
Prabowo Soroti 50 Helikopter Tangani Bencana dan Capaian 49 Juta Porsi Makan Gratis di HUT Golkar