"Pemilih perempuan tidak mudah memaafkan persoalan etika," katanya.
Dengan kondisi seperti sekarang, membangun kembali kepercayaan tentu bukan pekerjaan mudah bagi Ridwan Kamil. Apalagi sorotan media dan publik masih sangat intens. Politik ternyata tidak cuma soal prestasi kerja atau pencapaian program. Integritas personal justru jadi fondasi yang menentukan apakah karier seseorang bisa bertahan atau tidak.
Banyak politisi sebenarnya jatuh bukan karena kurang cerdas. Tapi lebih karena gagal menjaga etika pribadi. Isu moral, sekali bergulir, menjadi konsumsi media yang tak ada habisnya. Dampaknya pun makin meluas.
Pada akhirnya, seorang pemimpin harus mampu mengontrol perilaku pribadinya. Tanpa itu, semua pencapaian politik bisa runtuh dalam sekejap. Menurut Efriza, Ridwan Kamil sedang menghadapi ujian terberat dalam hidup politiknya dan ujian itu justru datang dari ranah personal.
"Isu moral inilah yang paling berat dan sulit dipulihkan," tutupnya.
Artikel Terkait
Safa Marwah Tantang KPK: Saya Tak Punya Apa-apa untuk Ditakuti
Rumah Diding Boneng Ambruk, Anaknya Nyaris Tertimpa Reruntuhan
Mulan Jameela Bangga, Putri Semata Wayangnya Diterima di Kampus Bergengsi New York University
Faby Marcelia Buka Suara: Pria yang Main Korban Itu Lampu Merah!