Selain bambu, Boalemo juga mengembangkan berbagai komoditas perkebunan seperti pala (10.150 pohon), jambu mete (2.000 pohon), durian (15.000 pohon), kakao (25.000 pohon), dan kelapa sawit. Program inseminasi buatan terhadap 1.045 ekor sapi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas peternakan dan mengurangi kemiskinan.
Hilirisasi Produk Bambu dan Pariwisata
Rachmat Gobel menekankan pentingnya hilirisasi produk bambu, dengan mencontohkan penyerahan sepeda mini berbahan bambu. Produk turunan bambu seperti kerajinan anyaman, rumah bambu, dan furniture akan dikembangkan. Rencana pembangunan Desa Wisata Bambu juga diumumkan untuk menciptakan ekosistem ekonomi berbasis lingkungan.
Manfaat Ekologis Bambu
Bambu memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan dengan kemampuan menyerap karbon, mencegah erosi, menyimpan air tanah, dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Program ini merupakan bagian dari gerakan mitigasi perubahan iklim yang terintegrasi dengan pengembangan ekonomi masyarakat.
Target Penanaman dan Dampak Lingkungan
Bupati Boalemo Rum Pagau menyatakan penanaman akan difokuskan di daerah aliran sungai dan lahan kritis untuk mencegah erosi. Program penghijauan masif ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan suhu udara yang terus meningkat.
Artikel Terkait
TOBA (TBS Energi Utama) Raup USD 288 Juta, Bisnis Limbah Sumbang 39% Pendapatan
Mr DIY (MDIY) Catat Laba Bersih Rp790 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 12.7%
Target Marketing Sales PANI 2025 Dipangkas Jadi Rp4,3 Triliun, Segmen Residensial Melonjak 234%
PLN Indonesia Power Salurkan Bantuan Rp3 Miliar untuk 10.000 Penerima