Ekonom Pasar Senior dari Mizuho Securities, Yusuke Matsuo, punya pandangan. Menurutnya, pertemuan Juli nanti adalah peluang paling memungkinkan. Tapi, ia juga memberi catatan. Waktu itu bisa saja dimajukan lebih cepat jika yen terus terdepresiasi terhadap dolar AS.
“Pertahanan nilai tukar bisa menjadi prioritas utama, yang berpotensi mempercepat laju kenaikan suku bunga,” tulis Matsuo dalam catatan analisisnya.
Di lapangan, imbal hasil JGB tenor dua tahun yang paling sensitif dengan sinyal kebijakan moneter naik satu bps ke 1,165 persen. Ini terjadi setelah BOJ, awal bulan ini, menaikkan suku bunga acuan ke 0,75 persen. Level itu adalah yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir, naik dari posisi sebelumnya 0,5 persen.
Namun begitu, tidak semua tenor bergerak naik. Ada sedikit penurunan di obligasi jangka panjang. Imbal hasil untuk JGB 20 tahun turun 1,5 bps menjadi 2,985 persen, sementara tenor 30 tahun juga turun dengan porsi yang sama, ke level 3,41 persen.
Tahun 2025 pun ditutup dengan catatan sejarah untuk pasar obligasi Jepang, meninggalkan tanda tanya besar untuk langkah BOJ dan ketahanan fiskal pemerintah di tahun-tahun mendatang.
Artikel Terkait
TLKM hingga ANTM: Deretan Saham yang Diborong Asing Sepanjang 2025
OJK Bantah Isu Penghapusan Utang Pinjol, Tegaskan Itu Hoaks
DJP Imbau Wajib Pajak Aktifkan Akun Coretax dari Sekarang, Hindari Antrean Panjang
Catatan Rapat Fed Picu Gelombang Jual Ketiga Hari Beruntun di Wall Street