Akhirnya Polda Jateng Buka Suara Soal Meninggalnya Mahasiswa Unnes Iko Juliant, Ini Kronologi Versi Polisi!

- Rabu, 03 September 2025 | 10:15 WIB
Akhirnya Polda Jateng Buka Suara Soal Meninggalnya Mahasiswa Unnes Iko Juliant, Ini Kronologi Versi Polisi!




MURIANETWORK.COM - Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Artanto buka suara soal kematian Iko Juliant Junior (19 tahun), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Angkatan 2024. Dia memastikan, Iko meninggal akibat terlibat kecelakaan.


"Jadi benar, pada tanggal 31 (Agustus 2025) dini hari di Jalan Veteran pada pukul 03:05 WIB, telah terjadi lakalantas , di mana kendaraan Vario yang ditumpangi atau dikendarai Viki dan Aziz ditabrak dengan kendaraan Supra yang dikendarai saudara Iko dan Ilham," kata Artanto ketika diwawancara di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Selasa (2/9/2025).


Dia menambahkan, sepeda motor Supra yang dikendarai Iko dan Ilham menghantam sepeda motor Vario yang ditumpangi Viki dan Aziz dari belakang. Akibatnya, mereka berempat sama-sama terpelanting.


Menurut Artanto, insiden tersebut dilihat oleh anggota Brimob yang tengah berjaga. 


Hal itu karena Polda Jateng masih mengerahkan personel untuk pengamanan merespons pecahnya kerusuhan pasca aksi demonstrasi di sepanjang Jalan Pahlawan


Baik Jalan Veteran dan Jalan Pahlawan sama-sama berada di sekitar Mapolda Jateng.


"Kemudian sesaat setelah peristiwa tersebut, anggota yang di lapangan membawa para korban kecelakaan lalu lintas ini ke Rumah Sakit Dr. Kariadi untuk dilakukan penanganan secara medis," ucap Artanto seraya menambahkan bahwa keempatnya dibawa menggunakan mobil dinas Brimob.


Meski mengonfirmasi bahwa Iko dan ketiga korban lainnya dibawa oleh personel Brimob ke rumah sakit, Artanto membantah kabar bahwa keempatnya baru dilarikan ke rumah sakit pada Ahad (31/8/2025) siang sekitar pukul 11:00 WIB. 


"Kejadian (kecelakaan) itu 03:05 WIB, sampai di rumah sakit 03:10 WIB. Sehingga kurang lebih setelah kecelakaan terjadi, anggota di lapangan langsung membawa korban ke rumah sakit," ucapnya.


Menurut Artanto, akibat kecelakaan tersebut, Iko dan temannya, Ilham, mengalami luka berat. 


Sementara Viki dan Aziz hanya mengalami luka ringan. Saat ini Ilham masih dirawat di RSUP Dr. Kariadi.


Artanto mengungkapkan, insiden kecelakaan tersebut tengah ditangani Satlantas Polrestabes Semarang


"Dua orang saksi, saudara Viki dan Aziz, sedang dilakukan pemeriksaan di Satlantas Polrestabes Semarang," kata Artanto.


Saat ditanya soal ditemukannya luka lebam pada jenazah Iko, Artanto mengungkapkan akan meminta hasil visum almarhum. 


Dia memastikan, Polda Jateng bakal memberikan asistensi kepada Polrestabes Semarang dalam menyelidiki kasus kematian Iko.


"Kita minta supaya penyidik betul-betul profesional, transparan, menyampaikan fakta di lapangan," ujar Artanto.


Dia menambahkan, kepolisian juga menjalin komunikasi dengan keluarga almarhum Iko. 


Artanto mengatakan, jika keluarga menemukan adanya kejanggalan dan hendak melaporkan kasus kematian almarhum Iko, Polda Jateng membuka diri.


Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (IKA-FH) Universitas Negeri Semarang (Unnes) tengah mendalami kejanggalan kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes Angkatan 2024. 


Dia mengembuskan napas terakhirnya di RSUP Dr. Kariadi setelah menjalani operasi akibat pendaharan di bagian limpa pada Ahad (31/8/2025) lalu.


Anggota Pusat Bantuan Hukum (PBH) IKA-FH Unnes, Naufal Sebastian, mengungkapkan, pada Sabtu (30/8/2025) siang, Iko pergi dari rumahnya di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan mengenakan jaket almamater kampus. 


Hari itu, terdapat agenda unjuk rasa di depan Mapolda Jateng yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Kota Semarang.


"Apakah (Iko) datang untuk demo atau tidak, kami belum konfirmasi itu," ungkap Naufal ketika diwawancara, Selasa (2/9/2025).


Menurut Naufal, menjelang malam, Iko sempat pulang ke rumah. 


Namun sekitar pukul 23:00 WIB, almarhum pergi lagi bersama temannya menggunakan sepeda motor. 


"Menurut informasi yang kami terima, dia (Iko) mau nyusul teman-temannya yang pada ditangkap di Polda," ujarnya.


Naufal mengaku masih menelusuri dan mendalami rangkaian kronologis peristiwa kematian Iko. 


Sebab pada Ahad siang sekitar pukul 11:00 WIB, keluarga Iko dikabari pihak kepolisian bahwa Iko dirawat di RSUP Dr.Kariadi. 


Kondisinya sudah kritis. Menurut keterangan kepolisian, Iko mengalami kecelakaan.


"Pada saat itu disampaikan ada masalah di limpa dan pendarahan. Dokter menyampaikan harus ada operasi. Keluarga menyetujui. Selesai operasi, meninggal," kata Naufal.


Dia menambahkan, saat berada di RSUP Dr.Kariadi, Iko pun sempat mengigau dan berucap "Ampun, Pak. Jangan pukulin saya lagi".


 "Informasi yang kami terima sempat mengigau seperti itu," katanya.


Naufal mengakui, kematian Iko terkesan janggal. 


"Karena ada luka lebam yang nampaknya dugaan kami seperti luka pukulan, bukan seperti orang kecelakaan. Kemudian ada igauan-igauan ketika tidak sadarkan diri. Itu kan alam bawah sadar yang cerita," ucapnya.


Selain itu, IKA-FH Unnes menerima informasi bahwa kecelakaan yang dialami Iko terjadi pada Ahad sekitar pukul 02:30 WIB. 


Titik TKP-nya masih belum divalidasi oleh kepolisian, tapi antara Jalan Dr.Cipto dan Jalan Veteran. 


Hal yang dipertanyakan IKA-FH Unnes adalah mengapa Iko baru dibawa ke RSUP Dr.Kariadi pada pukul 11:00 WIB. Iko pun dilaporkan dibawa ke rumah sakit oleh personel Brimob.


"Itu jadi temuan. Selain investigasi, PBH IKA-FH Unnes akan melakukan gelar perkara untuk saling kroscek beberapa informasi dan temuan serta validitas bukti-bukti yang ada," kata Naufal.


Dia mengatakan, ketika kecelakaan, Naufal berboncengan dengan temannya. 


"Saksi kuncinya masih dalam perawatan. Kondisinya kritis, belum bisa diajak ngobrol," ucapnya.


Pada Selasa siang, awak media sempat menyambangi kediaman Iko di daerah Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. 


Suasana duka masih sangat terasa. Di depan rumahnya terdapat karangan bunga dengan pesan belasungkawa yang dikirimkan oleh Dekan FH Unnes.


Namun keluarga Iko enggan diwawancarai karena masih dalam keadaan berduka. 


Menurut Naufal, keluarga Iko telah memberikan kuasa secara verbal kepada IKA-FH Unnes untuk mewakili mereka.


"Tadi kami sudah ketemu dengan keluarga. Pada prinsipnya, keluarga menyerahkan pendampingan kepada kami PBH IKA-FH Unnes. Termasuk upaya hukum nanti akan didiskusikan. Keluarga berharap supaya teman-teman media menghormati keluarga yang masih berduka," ucap Naufal. 


Sumber: Republika

Komentar