Sebagai bagian dari pra-acara, akan diadakan program residensi budaya pada 3-10 November 2025. Program ini melibatkan perwakilan dari 10 negara Pasifik dan enam provinsi di Indonesia Timur. Fokus residensi adalah pada tiga bidang utama: kerajinan bambu, musik tradisional, dan tari tradisional. Hasil kolaborasi selama residensi akan dipamerkan dan dipertunjukkan pada acara puncak.
Selain itu, IPACS 2025 juga akan menampilkan:
- Pameran Besar Pemajuan Kebudayaan Indonesia di Kawasan Timur
- Dialog Tingkat Menteri dengan tema warisan budaya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan
- Sesi pleno tematik
- Kunjungan edukasi ke museum daerah NTT
Dampak dan Hasil yang Diharapkan dari IPACS 2025
Sebanyak 17 negara Pasifik diundang, dengan 12 negara telah mengonfirmasi kehadiran. Forum ini diharapkan menghasilkan sejumlah capaian konkret, antara lain:
- Dokumen rekomendasi kebijakan antar-menteri budaya Pasifik
- Pembentukan jejaring residensi budaya permanen
- Lahirnya produk budaya inovatif yang bernilai ekonomi bagi masyarakat lokal
- Strategi kebijakan budaya berkelanjutan untuk pembangunan hijau dan inklusif
Forum ini juga akan mengadopsi Joint Statement 'A Shared Vision for Sustainable and Resilient Pacific' sebagai komitmen kolektif menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan disrupsi digital. Dengan demikian, IPACS 2025 tidak hanya menjadi event budaya, tetapi juga langkah strategis dalam memposisikan budaya sebagai pilar fundamental untuk masa depan kawasan Pasifik yang lebih berkelanjutan.
Artikel Terkait
Bahasa Inggris dan Matematika Anjlok, Komisi X Soroti Masalah Sistemik
Pendaki Tersambar Petir di Gunung Merbabu, Evakuasi Digenjot
Indonesia Siap Pimpin Dewan HAM PBB, Tapi Sorotan Dunia Mengintai
Gempa Magnitudo 4,2 Guncang Raja Ampat Dini Hari