Tak cuma soal uang, kualitas manusianya juga merangkak naik.
Namun begitu, di balik gemerlap angka-angka itu, tantangan menunggu. Yang utama adalah bagaimana memastikan kue pembangunan dibagi merata, sambil tetap menjaga proses hilirisasi nikel agar ramah lingkungan. Lalu, ada kebutuhan mendesak akan SDM terampil yang siap menyongsong investasi teknologi tinggi. Isu pengangguran lokal, kata dia, harus dijawab dengan pelatihan vokasi yang benar-benar sesuai kebutuhan industri.
Dalam kesempatan itu, Wiyagus juga menyampaikan arahan pemerintah pusat. Fokusnya pada penurunan kemiskinan ekstrem, penguatan tata kelola bersih lewat SPBE, dan menjaga stabilitas keamanan sebagai syarat mutlak bagi iklim investasi. Transparansi dan pemberantasan korupsi adalah kunci untuk semua itu.
Di sisi lain, sinergi antara pusat dan daerah mutlak diperlukan, terutama dalam kebijakan hilirisasi dan penataan ruang. Aturan tata ruang harus ditegakkan secara tegas untuk mencegah alih fungsi lahan yang merusak. Sementara itu, sektor di luar tambang, seperti pertanian dan pariwisata, perlu dihidupkan kembali sebagai penopang ekonomi yang berkelanjutan.
Acara yang berlangsung khidmat itu turut dihadiri oleh Gubernur Sulteng Anwar Hafid, Bupati Morowali Iksan Baharudin Abdul Rauf, beserta Wakil Bupati Iriane Iliyas. Tampak juga jajaran Forkopimda Sulteng, plus berbagai tokoh masyarakat, adat, perempuan, dan pemuda dari seluruh provinsi.
Artikel Terkait
Mahasiswa Timur Tengah Diapresiasi, Kuota Petugas Haji 2026 Diusulkan Bertambah
Aceh Tamiang Berbenah, Akses Jalan Darurat Dikebut Pascabanjir
Bupati Aceh Selatan Ditelepon Mendagri Usai Umrah Saat Wilayahnya Terendam Banjir
Pesta Ulang Tahun Berakhir Duka, 10 Mahasiswa Gugus di Restoran Terbakar