"Kami tidak ingin melihat Menlu Sugiono mendapat predikat sebagai silent minister," tegasnya.
Komunikasi Menlu, lanjut Dino, didominasi unggahan Instagram. Penuh foto dan video, tapi minim suara. Ia membandingkan dengan Menteri Keuangan Purbaya yang dinilainya sangat komunikatif, sehingga dapat dukungan publik kuat. Dino mengingatkan prinsip mendiang Ali Alatas: diplomasi dimulai dari dalam negeri. Percuma jika tak dipahami rakyat sendiri.
Pengalaman pahit juga ia ceritakan. Saat menggelar konferensi politik luar negeri terbesar di dunia, ribuan anak muda hadir. Tapi surat dan pesan dari panitia tak pernah dibalas Menlu. Berbulan-bulan.
"Di negara manapun, Menlu pasti akan membatalkan agenda lain untuk menemui konstituen hubungan internasional dalam negeri. Namun, Menlu Sugiono justru menjauh dan menutup pintu," ujarnya.
Menutup pernyataannya, Dino memberikan peringatan keras. Menurutnya, Sugiono cuma punya "satu tembakan" dalam sejarah. Jika tak segera lakukan reformasi internal dan buka diri, warisannya akan buruk.
"Jika usulan ini tidak dilakukan, Kemlu akan redup, diplomasi Indonesia merosot, dan Menlu Sugiono akan dicatat sejarah dengan nilai merah," pungkas Dino.
Artikel Terkait
Menteri Lingkungan Hidup Perintahkan Gakkum Turun Tangan Atasi Tumpukan Sampah di Tangsel
Gelombang Bunuh Diri di Tubuh Militer Israel, Dampak Trauma Perang Gaza
Jembatan 47 KM Melaka-Dumai: Mimpi Konektivitas atau Beban Finansial?
Hari Ibu ke-97 Diwarnai Seruan Perempuan Sebagai Motor Indonesia Emas 2045 di Kalbar