Atasan Minta Pakai Topi Sinterklas, Ini Sikap yang Bisa Diambil

- Kamis, 18 Desember 2025 | 06:40 WIB
Atasan Minta Pakai Topi Sinterklas, Ini Sikap yang Bisa Diambil

Melihat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung bersabda, “Wahai ‘Adi, buanglah berhala ini darimu!”

Riwayat ini dicatat oleh At-Tirmidzi. Pelajarannya tegas: simbol keyakinan lain, sekecil apapun, harus dijauhi.

Nah, mungkin ada yang berkilah. “Ah, itu kan cuma dongeng, bukan ajaran Kristen resmi.”

Benar mungkin. Tapi patokannya adalah pemahaman umum masyarakat saat ini. Semua orang paham, topi merah itu identik dengan Natal. Lalu, untuk apa dipakai kalau bukan untuk menyambut perayaan tersebut? Apakah seorang Muslim layak menyambutnya?

Mendekati perayaan orang kafir saja sudah dilarang. Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu mengingatkan, “Jauhilah orang-orang kafir saat hari raya mereka.” Hadits riwayat Baihaqi ini cukup menjadi pegangan. Jika mendekati saja dilarang, apalagi sampai memakai atributnya.

Di sisi lain, menolak memakai topi itu justru bentuk toleransi yang sebenarnya. Toleransi itu membiarkan mereka beribadah tanpa diganggu, bukan berarti kita harus ikut serta dalam ritualnya. Prinsipnya sederhana: kamu jalankan agamamu, aku jalankan agamaku. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 6.

Bahkan secara aturan negara, seorang mantan Menteri Agama pernah menegaskan bahwa tidak memaksa orang lain mengikuti simbol agama kita justru adalah esensi toleransi. Jadi, kamu berada di pihak yang benar.

Semoga penjelasan ini memberi kejelasan dan kekuatan.

(Penyusun: Raehanul Bahraen)


Halaman:

Komentar