Pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang penanganan bencana di Sidang Kabinet Paripurna, Senin lalu, ternyata bukannya meredakan suasana. Malah sebaliknya. Komentarnya langsung memantik gelombang kritik tajam di media sosial.
Dalam rapat di Istana Negara itu, Prabowo menyebut situasi masih terkendali. Alasannya? Bencana baru melanda tiga dari tiga puluh delapan provinsi.
"Ada yang teriak-teriak ingin ini dinyatakan bencana nasional. Kita sudah kerahkan, ini tiga dari 38 provinsi. Jadi, situasi terkendali. Saya monitor terus," ujarnya.
Namun begitu, bagi banyak warganet, logika itu terdengar janggal. Bahkan terasa dingin. Seolah-olah penderitaan warga Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bisa direduksi jadi sekadar angka statistik belaka.
Akun @PolitisiTidurr tak ragu menyindir. "Pernyataan paling nirempati dari No 1 kita," tulisnya menanggapi unggahan Tempo di X.
Ia pun mempertanyakan, apakah pemerintah baru akan bertindak serius jika seluruh Indonesia sudah hancur lebih dulu?
"Aceh, Sumut, Sumbar itu isinya manusia, bukan angka di papan tulis," tegasnya lagi.
Kemarahan serupa terasa dari akun lain. @diaumond, misalnya, mempertanyakan klaim 'terkendali' itu. Di tengah berita tentang korban jiwa dan daerah yang masih terpencil, kata-kata itu terasa tak menyentuh realita.
"Ini nyawa manusia loh, kok kesannya kayak cuma angka. Satu orang aja berharga," tulisnya.
Artikel Terkait
Revitalisasi Terminal Malalayang Tak Ganggu Arus Mudik Nataru
Gus Ipul Serahkan Santunan dan Tinjau Dapur Umum untuk Korban Bencana Aceh
Warga Talaud Desak Tambah Kapal Nataru, KSOP Klaim Sudah Ditambah
KSOP Manado Gelar Ramp Check 11 Kapal Jelang Arus Mudik Nataru